"Arielle? Apa yang kau katakan? Aku sama sekali tidak akan melukaimu, tidak satu jengkal pun."
Ronan mulai putus asa karena Arielle tak kunjung berhenti menangis ketakutan. Ia terlalu bingung dengan semua yang terjadi. Arielle yang sebelumnya tertidur tenang menjadi histeris seperti ini. Dan bagaimana bisa gadis itu bertanya tentang sisi serigalanya?
"Arielle, kumohon. Mari kita berbicara dengan tenang," ajak Ronan yang tertunduk di lantai. Ia tidak berani mendongakkan kepalanya hanya untuk melihat wajah Arielle yang ketakutan. Itu hanya akan semakin membuat hatinya patah.
"Tania... tolong aku...."
Ronan mencoba menutup telinganya saat Arielle mulai memanggil Tania. Itu mengingatkannya dengan memori pahit di masa lalu.
"Arielle... kumohon jangan seperti ini... kau membuatku takut," ujar Ronan dengan putus asa.
Bayangan ibunya yang menangis di pojok ruangan sambil mengayunkan belati ke arahnya membuat Ronan menjadi mual.