Breckson menoleh ke arah Mikhael. Di sana, mereka berdua saling melempar pandangan cukup lama. Pikiran mereka berdua berantakan, entah di mana ketenangan berada. Tapi, keduanya sama-sama kehilangan ketenangan. Pada akhirnya, Breckson memilih untuk berdiam diri dan duduk kembali di tempat duduknya.
"Kak, apa kamu hanya akan diam saja? Ibu kita berdua berada dalam masalah besar, Kak!" pekik Mikhael dengan nada tinggi. Breckson menghembuskan nafas pelan. "Dengar, Mikhael. Kamu nggak boleh bertindak ceroboh. Apa yang dikatakan oleh Tuan Krapolis ada benarnya juga. Kita berdua nggak boleh bertindak seenaknya tanpa mengetahui apa dampak ke depannya." Breckson mengatakannya dengan suara lirih. Selang beberapa saat, Mikhael pun ikut duduk. Ia menundukkan kepalanya pelan.