"Sudahlah, aku muak berbicara pelan dengan kamu. Kamu masih dengan sikap kamu yang hanya mau menang sendiri!" murka Carol. Ia segera berdiri. Sepertinya akan meninggalkan Wili namun masih bisa ditahan.
"Tunggu, Carol! Saya belum selesai bicara!" tahan Wili dengan tegas.
"Bicara apa lagi? Kalau hanya sekedar ingin menyalahkan aku, percuma. Aku sudah tahu kok kalau aku salah. Pergi saja sana. Buatlan hukuman yang pantas bagiku sampai kamu puas!" geram Carol.
Padahal, harusnya Wili yang geram kepadanya. Harusnya Wili juga yang muak kepadanya. Tapi ini malah sebaliknya. Carol yang malah lebih terlihat marah kepada Wili.
"Duduk lagi, Carol! Kita masih ada waktu sepuluh menit lagi. Kembali duduk dan lanjutkan perbincangan kita," pinta Wili dengan menekan.
Carol mendengus kesal. Ia memutarkan bola matanya terlihat semakin geram. Lalu kembali duduk di tempat yang semula sambil memasang wajah kesalnya.