"Nona jangan bersedih lagi. Bukankah kalau bunga mawar merah itu tanda cinta?" celetuk Mery.
"Tanda cinta!" Jeni tampak mengulangi pertanyaan Mery. Dia sedikit terkejut mendengarnya. Jeni melihat kembali mawar merah yang berada dalam genggaman tangannya.
"Iya, Non. Kan mawar merah tanda cinta." Mery berkata lagi.
"Tapi ini dari, Mas Jeremi. Mas Jeremi memang baik dan dia selalu ada setiap saya membutuhkannya, Mer," balas Jeni.
"Pak Jeremi pasti sayang banget sama Nona Jeni. Saya juga bisa melihatnya, Non," kata Mery menerka dengan yakinnya.
"Iya, Mery. Saya juga merasakannya. Saya merasa Mas Jeremi memang menyayangi saya seperti adiknya sendiri," balas Jeni sambil sesekali mencium aroma wangi khas bunga segar yang di kaluarkan oleh bunga mawar.
"Kok adik sendiri! Maksudnya bagaimana, Non?" Mery bertanya tampak penasaran.