"Mengapa kamu datang ke rumah saya? Tidak bisakah kamu menyelesaikan masalah kamu sendiri?" Sindi malah menyinggung Jeni tanpa sedikit pun khawatir. Dalam pikiran Sindi, ini hanyalah akal busuk Jeni.
Jeni memasang wajah sendu. Dia sedang tidak berpura-pura tapi memang keadaan yang tengah ia rasakan saat ini memang teramat sendu. Suaminya tak ada kabar dan malah seorang penculik yang memberikan kabar pilu. Tentu Jeni serba salah dan kebingungan sendiri harus kemana ia mengadu dan berlari kalau bukan kepada mamahnya Wili.
"Penculik Mas Wili meminta tebusan tiga miliar, sedangkan saya tidak memiliki uang sebanyak itu, Mah. Saya bingung harus kemana mengadu kalau bukan sama Mamah Sindi," kata Jeni berbicara dengan lirih. Air kata bahkan tak terasa menetes di pipi Jeni seakan menggambarkan kesedihan yang dia rasakan saat ini.
"Lalu, kamu pikir saya akan percaya sama kamu?" Sindi kembali menyindir acuh tak acuh