'Apakah ini karma bagi orang jahat seperti aku?' batin Jeni. Dia terhanyut dalam lamunan, sementara pasang maniknya masih saja tak berhenti meneteskan air mata.
Tak ada lagi sandaran dalam hidupnya saat ini. Setelah kehilangan cintanya Wili yang teramat menyakitkan. Jeni seakan dipaksa harus menelan pil pahit dalam hidupnya saat Karin pergi untuk selama-lamanya dalam kehidupannya.
Semalaman ini, Jeni tak bisa tidur. Dia hanya duduk mematung seusai pulang dari pemakaman mamahnya.
Ya, sore tadi jenazah Karin langsung dishalatkan sehingga malamnya pukul tujuh langsung di makamkan.
Jeni tak berniat kemana-kemana, dia hanya meminta diantarkan ke rumahnya yang sudah hampir habis dilalap si jago merah. Jeremi yang baik hati senantiasa mengantar dan menemani Jeni. Sementara Dewi, dia sudah pulang karena merasa lega saat Jeni ditemani kakaknya yang bisa dipercaya.
Jeni kini duduk di kursi kayu yang masih tersisa di depan rumahnya dengan kaki ditekuk serta pandangan tak tentu arah.