"Siapa lelaki sinis di tempat pijat tadi?" Pertanyaan Jeremi membuat Jeni terkejut.
Jeni sedikit mematung dalam beberapa detik kemudian menjawab, "Bos saya," jawabnya singkat.
"Bos kamu? Bos Dewi kan?" Jeremi memastikan.
Jeni mengangguk. Lalu kembali menjawab, "Iya, Mas. Bos di kantor kami," jawabnya.
"Kok terlihat kurang baik ya." Jeremi mulai menilai.
"Sebenarnya baik, Mas. Mungkin ada alasan yang membuatnya terlihat tak baik." Jeni terdengar membela Wili di hadapan Jeremi.
"Kok kamu bisa memberikan penilaian seperti itu? Kamu dan Dewi bukannya baru pertama magang di sama," lanjut Jeremi dengan rasa penasarannya.
"Bos saya adalah teman kampus dulu, Mas. Dia baik kok. Hanya saja akhir-akhir ini berubah drastis jadi dingin," jelas Jeni.
"Kamu punya salah kepadanya?" Lagi, Jeremi bertanya.