Tentu saja Jeni terkejut dengan jawaban mamahnya kali ini. Kalau Wili yang mengubur anaknya, sudah bisa dipastilan kalau Wili juga mengetahui kehamilannya.
"Jadi, Wili sudah tahu mengenai kehamilanku," tanya Jeni sekali lagi. Bulir beningnya semakin luruh deras di pipinya. Ia tampak menutup wajahnya yang sedu dengan kedua telapak tangannya. Sulit sekali menerima berita ini.
"Sabarlah, Jen. Kejadian ini malah semakin menyadarkan Mamah kalau Wili benar-benar anak yang baik." Karin berusaha menenangkan perasaan Jeni. Ia masih mengusap punggung Jeni dengan lembut.
Sementara Jeni masih dalam isak tangisnya. Ia benar-benar merasa hancur. Kali ini bahkan bukan hanya kehilangan anak, Jeni pun harus legowo jika dia benar-benar akan kehilangan Wili untuk selamanya.