Tiba-tiba, Jeni berada di dalam sebuah taman dengan hiasan bunga warna-warni yang indah. Ia melihat wajah anak kecil menangis. Segera Jeni menghampiri anak kecil yang cantik dan lucu itu. Namun, anak itu terlihat marah saat Jeni berusaha menyentuhnya. Bola matanya membulat sempurna dengan tatapan tajam. Sementara pasang maniknya terlihat basah oleh air mata.
Jeni menatap wajah anak kecil itu yang tengah menangis terseguk-seguk.
"Kamu kenapa, Nak?" tanya Jeni berusaha mendekati anak kecil yang cantik itu.
"Kamu masih bertanya kenapa dengan diriku? Aku adalah anak yang tak kau inginkan!" Gadis kecil itu menjawab dengan lirih.
Jeni tercengang. Ia menggelengkan kepala merasa tidak mengerti dengan maksud yang diucapkan anak kecil itu.
"Apa kamu benar-benar tidak mengharapkanku ada di duniamu. Apa kamu bahagia dengan kepergianku?" tanya gadis kecil diiringi suara isak tangisnya.
"Apa maksud kamu, Nak? Kenapa kamu terlihat marah kepadaku?" Jeni bertanya-tanya karena kebingungan.