Kisah kita sudah berakhir bukan? Aku
menghela napas menatap bangunan
megah di depan mataku. Beberapa tahun
yang lalu aku memutuskan untuk pergi
dari tanah kelahiranku.
Pengecut? Ya itu memang aku.
Aku hanya tidak ingin melihat laki-laki
yang aku sayangi bersama dengan orang
lain. Meskipun dari mulut berkata aku
ikhlas tapi lain dengan hati.
Nyatanya melupakan tak semudah
membalikkan telapak tangan. Mau
seberusaha apapun aku, jika hatiku belum
bisa mengikhlaskan semuanya akan
percuma. Aku tidak akan bisa melupakan
dia.
Aku mengepalkan tanganku mencoba
memberi semangat pada diriku sendiri.
Aku bisa. aku tidak boleh kabur dari
masalah ini lagi karena nyatanya hal ini
belumlah usai.
Aku menatap bangunan yang dari dulu
masih belum berubah, aku merindukan
bangunan ini setiap saat. Aku merindukan
rumah dan kehangatan keluarga.
Aku hidup sendiri di London, kepergianku
tentu dibantu oleh Jay. Laki-laki itu yang
mengurus semua kebutuhanku selama