Lusinan juri yang terpelajar sudah memeriksa setiap kata yang terdapat dalam proses persidangan Furuya Satoru dan menegaskan keputusa bersalahnya. Tetsu merasa damai dengan dirinya sendiri. Dia menyesali keterlibatannya dengan Hakim Suzu Hirose, pun kepedihan dan rasa malu akibat dari perbuatan itu, namun dia tidak pernah sekali pun meragukan keputusan-keputusan dari hakim tersebut.
Dia merindukan Suzu. Hubungan asmara keduanya hancur di bawah tekanan segala bentuk perhatian negatif yang ditimbulkan oleh hubungan tersebut. Suzu Hirose melarikan diri dan menutup komunikasi dalam bentuk apa pun. Kariernya sendiri sebagai jaksa penuntut umum akan segera berakhir, dan dia benci mengakui kalau dia akan melepas jabatannya di bawah segumpal awan. Kendati demikian, eksekusi Furuya Satoru akan menjadi puncak prestasinya, kinerjanya, momen gemilan yang akan dihargai para penduduk Kanto, atau paling tidak oleh mereka yang berkulit putih.