Cahaya mentari yang terpancar melewati sela-sela kayu, menyorot kepada wajah John yang sedang tertidur.
"John… wake up, (John… bangun,)" ucap seorang wanita dengan nada lembut kepadanya.
John membuka matanya dan langsung memeluknya. "I miss you…, (Aku merindukanmu…,)" tukas John sembari mendekapnya.
Rambut John dibelai dengan lembut olehnya, perlakuan tersebut adalah hal yang ia sangat rindukan.
"I make breakfast, lets eat. (Aku sudah membuat sarapan, ayo makan.)"
Wanita tersebut berjalan keluar kamar menuju meja makan dengan diikuti oleh John, mereka berdua menyantap hidangan yang berada di atas meja.
Setelah menyantap hidangan tersebut, John berjalan menuju teras belakang dan duduk di kursi sembari menikmati pemandangan dari padang rumput serta kebun bunga kecil yang dirawat oleh wanita tersebut.
Bunga-bunga yang terdapat di kebun kecil tersebut sedang bermekaran, membuat semakin indah suasana tersebut.
Wanita tadi menghampirinya dengan membawa dua gelas berisikan teh hangat ditangannya. "Here's, (Ini,)" tukas wanita tersebut sembari menaruh gelas diatas meja.
Ia naik duduk di pangkuan John dan ikut hanyut dalam pemandangan yang menakjubkan tersebut, ia memegang wajah John dengan kedua tangan mungilnya.
Sentuhan lembut dan perlakuan hangat seperti itulah yang sudah lama tidak John rasakan.
Dengan masih memegangi wajahnya, wanita tersebut berkata, "No matter what, don't lose yourself and fight for what you believe for. (Apapun yang terjadi, jadilah dirimu sendiri dan berjuanglah untuk apa yang kau yakini.)"
John mendekap dan mengecup keningnya.
Namun hal tersebut hanya sebuah ingatan masalalu yang dimimpikannya, sekarang ia tersadar dan mendapati dirinya sedang berada dipangkuan Jane.
John memegangi kakinya. "How long have I been unconscious? (Berapa lama aku tidak sadarkan diri?)" tanya John kepadanya.
"Two hours. (Dua jam.)"
John memasang kembali perlengkapannya dan kembali menyuntikkan morphine sambil menggigit ransum untuk menambah tenaganya, ia berjalan menjauh agar Jane tidak melihatnya mengganti lakban dengan perban untuk menutupi lukanya.
Ia menyumpal lubang dari luka bekas peluru dengan kain kasa, dan menyiramkan etanol diatasnya.
Fuck! Fuck! Im really getting older. (Sial! Sial! Aku benar sudah semakin tua.) Umpat John dalam hatinya.
Sementara itu, para hunter yang mengajarnya semakin mendekat karena posisi dari John akan diberitahukan kepada mereka setiap tiga puluh menit sekali melalui sebuah peta virtual yang mereka bawa.
Jarak diantara mereka berdua hanya berkisar sekitar satu kilometer saja, jika ditempuh dengan berjalan kaki, maka akan memakan waktu sekitar lima belas menit.
Michael memperingatkan anggota timnya. "Careful, he's just half a mile ahead, and didn't move since two hours ago, (Berhati-hati, dia hanya setengah mil jauhnya, dan tidak bergerak sejak dua jam lalu,)" sembari melihat perangkat dilengannya.
Mereka terus berjalan maju ke depan dengan lebih memerhatikan langkah kakinya, sebab takut menginjak jebakan yang dibuat oleh John.
Hingga akhirnya mereka tiba di tepian sungai dan mendapati bekas darah berada pada daun di dekat pohon tempat John mengikatkan tali. "He's here, (Dia disini,)" beritahu ketua tim lain pada Michael. "Take off your gear, and go swim, (Lepaskan semua peralatanmu dan pergi berenang,)" perintahnya kepada rekan satu timnya.
Michael melakukan cara yang sama seperti John ketika menyebrangi sungai. "Tie this to yourself, so we can pull you if something happens, (Ikatkan ini pada tubuhmu, jadi jika terjadi sesuatu kita bisa menarikmu,)" sembari mengikatkan tali ke batang pohon. "Keep on alert, (Tetap waspada,)" sambungnya.
Pria tadi mengikatkan tali pada dirinya sendiri dan mulai berenang, ia tidak berenang secara lurus, namun membiarkan arus membawanya menuju ketepian.
Setibanya di seberang, ia melepaskan tali dari tubuhnya dan mengikatkannya ke batang pohon sambil menarik-narik tali tersebut untuk memastikan jika tali tersebut aman digunakan.
"Done! (Selesai!)" teriaknya dari seberang kepada mereka.
Mereka mulai menyebrang satu persatu menggunakan tali tersebut sebagai pegangan, mereka berlima sudah sampai diseberang dengan keadaan seragam yang basah.
Michael berjongkok dan menyentuh rumput yang menghadap kebawah. "Looks like someone getting dragged from here to there, (Sepertinya seseorang diseret dari sini ke sana,)" sembari menunjuk ke arah semak belukar.
"Indeed. (Memang.)"
Mereka membabat habis semak belukar tadi untuk menemukan petunjuk selanjut kemana arah John pergi, dan sebagian dari mereka menyisir area tersebut.
"Here, over here, (Sini, sebelah sini,)" teriak salah satu diantara mereka.
Mereka menghampiri pria yang berteriak tadi, terlihat diatas rumput ada bekas lakban dan perban dipenuhi noda darah bergeletakan.
"One of them must be on bad shape right now, that's gonna slowing down their pace. (Salah satu dari mereka pasti dalam kondisi buruk, itu akan memperlambat pergerakan mereka.)"
Beberapa meter dari tempat itu, ditemukan sebuah jarum suntik. "Its morphine, (Itu adalah morfin,)" tukas Michael mengendusnya.
Sudah setengah jam berlalu, tapi mereka masih belum mendapatkan informasi teraktual mengenai lokasi John.
"This fucking thing didn't work properly, (Alat sialan ini tidak berkerja dengan benar,)" umpat ketua tim kepada alat penunjuk lokasi.
Sementara itu John bersama dengan Jane sedang berjalan diantara pepohonan.
"John look, (John lihatlah,)" panggil Jane padanya yang berada di depan.
John menghentikan langkah kakinya dan menghampiri Jane yang sedang berjongkok. "What? (Apa?)" tanyanya.
"Isn't it beautiful? (Bukankah itu cantuk?)" jawab Jane dengan tatapan takjub pada sebuah kupu-kupu.
"Oh God! (Ya Tuhan!)" keluhnya. "You think we're on tour? (Kau kira kita sedang berwisata?)" sindirnya pada Jane.
"Why don't we enjoy this view while running from them. (Mengapa kita tidak menikmati pemandangan ini sementara kabur dari mereka.)"
"Get up, (Berdiri,)" suruh John sembari menarik lengan Jane.
Jane berdiri dan berjalan dibelakangnya sambil menikmati pemandangan alam yang indah tersebut.
"Stop! (Berhenti!)" John mengehentikan langkahnya.
"Now what? (Sekarang apa?)" tanya Jane.
John mengarahkan senapannya dan membidik ke langit seraya menembakkan beberapa peluru.
Brukk. Sebuah benda jatuh tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Mereka mendekati benda jatuh tadi, yang ternyata adalah sebuah drone dengan pengendali dari jarak jauh.
Ada tiga buah drone yang terbang mengawasinya, namun ia hanya berhasil menjatuhkan satu buah saja sedangkan dua lainnya terbang menjauh karena tak ingin tertembak jatuh juga.
John membiarkan drone tersebut begitu saja dan kembali melanjutkan perjalannya, mereka berjalan sudah setengah hari dan bukit yang dilihatnya dari pinggir sungai ternyata masih sangat jauh.
Rute yang diambil oleh John adalah perbukitan dengan lembah-lembah luas disepanjang perjalanan, kicau burung saling menyaut menemani perjalanan mereka.
Tak berapa lama kemudian, John memberikan waktu untuk mereka beristirahat sejenak, John bersandar pada sebuah pohon sementara Jane berbaring ditanah dengan ransel milik John sebagai bantalnya.
"How far the next place is? (Berapa jauh tempat berikutnya?)"
"We'll be there by sunset. (Kita akan sampai disana saat senja.)"
"Hey John, I'm still curious about who you're and how can you be this, (Hei John, aku masih penasaran tentang siapa dirimu dan bagaimana kau bisa menjadi seperti ini,)" tukas Jane memberitahukan rasa penasarannya. "Is John your real name? (Apakah John benar nama aslimu?)" sambungnya sembari merogoh ke dalam ransel milik John.
"Don't touch anything inside that bag! (Jangan sentuh apapun yang berada dalam tas itu!)"
"Yes sir. (Siap tuan.)"
John mengambil ranselnya dari bawah kepala Jane.
"How old are you? (Berapa umurmu?)"
"Old enough to be your dad, (Cukup tua untuk menjadi ayahmu,)" sahut John menimpalinya agar Jane berhenti bertanya.
"Fuck you John, your body are saying different. (Sialan kau John, tubuhmu mengatakan hal yang berbeda.)"
"I'm sixty. (Aku enam puluh.)"
"No, you must be younger. (Tidak, kau pasti lebih muda.)"
"I'm working out everyday and eat proper meals to maintain my bodyshape. (Aku berolahraga setiap hari dan menjaga pola makan untuk mempertahankan bentuk tubuhku.)"
"You liar, you must be in mid forty. (Kau pembohong, kau pasti berada di pertengahan empat puluh.)"
"Whatever. (Terserah.)"
Sepuluh menit berlalu sejak mereka beristirahat, mereka kembali melanjutkan perjalanan dan melihat banyak satwa liar yang ditemui disepanjang perjalanan seperti ular, laba-laba, dan beberapa hewan lainnya.