Kapitel 151: Langit

Siang hari yang sangat cerah. Kini matahari berada di pertengahan bumi. Surya duduk di bawah pohon mangga dengan ditemani oleh Anes. Dia terlihat begitu bingung dengan kehidupannya sendiri. Setiap kali Surya bingung, maka dia lebih memilih untuk duduk di bawah pohon. Tidak ada pilihan lain selain tempat tersebut. Dia merasa nyaman saja ketika berada di tempat tersebut.

"Kak, enak juga ya kalau kita bisa punya uang banyak," ujar Anes.

"Memang dari dulu modelnya seperti itu kali, Nes," sahut Surya lalu menghela napas. Dia menyenderkan tubuhnya ke pohon mangga yang cukup besar.

Kini tatapan Surya menuju ke arah langit cerah. Langit tersebut seakan sedang tersenyum dan memberikan semangat kepada dirinya untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Namun, entah kenapa dia sangat merasa lelah dengan segala kehidupannya. Padahal dia baru saja mendapatkan pencapaian sesuai dengan harapannya.

"Kakak kenapa sejak tadi diam saja?" Tanya Anes.