4 hari Vaya berada didalam kamar, tidak diberi makan. Ia juga terpaksa minum air mentah yang berasal dari kamar mandi. Ya, untuk bertahan hidup. Notif dari teman-temannya, ia tak baca. Tak ingin mereka khawatir.
Tubuhnya sangat kurus, seperti kekurangan gizi. Dikurung seperti ini sangat menyakitkan dibanding ia diperlakukan kasar oleh Altar.
"Laper.." lirihnya. Gadis itu mengeluarkan air matanya. Perutnya sangat pedih, maagnya kambuh lagi.
Kapan semuanya berakhir?
Vaya lelah.
Vaya lelah.
Sekali lagi, ia benar-benar lelah. Dunia sangat keras dan kejam untuk gadis seperti Vaya. Rasanya sudah tidak ada harapan lagi disini. Rasanya hampa. Ia juga merindukan Altar, ingin melihat wajahnya.
Namun mengapa begitu susah? DUG! Vaya memukul kepalanya sendiri berkali-kali. "Vaya bodoh! Vaya bodoh!!!!!!" Gadis itu memekik lalu ia tertawa seperti orang yang terkena penyakit mental.
"Aku sayang kamu, Al. Kamu kenapa nyakitin aku terus?" Ucapnya kepada diri sendiri.