Beberapa hari ini, Gia lebih banyak menghindari Ren karena dia tak ingin terhanyut lagi tingkah nakal namun manis dari lelaki itu. Dia tak ingin Ren tahu akan kelemahan dia pada tindakan lembut semacam itu. Dia tak mau lelaki itu jadi besar kepala.
Setiap Ren datang di pagi harinya, Gia sudah berada di ruang utama, tak ingin di kamar, sehingga Ren tak mungkin menyerang dia dengan permainan foreplay.
Di waktu malam pun, usai makan malam, Gia akan tetap duduk di depan televisi di ruang utama dengan Xena dan Artemis ada di sana.
Namun, rupanya tak ada yang bisa mengalahkan Ren untuk urusan taktik licik.
"Kalian berdua," ucap Ren kepada Artemis dan Xena di ruang utama malam itu. "Keluarlah dulu, tunggu sampai aku panggil kalian."
"Baik, Tuan." Kedua penjaga itu pun mengangguk dan patuh meninggalkan penthouse.
Gia melongo. Kenapa dia selalu saja kalah taktik dengan lelaki satu ini? "Kau … kau benar-benar licik! Permainanmu kotor!" ketusnya.