Kapitel 122: Keluarga Adella

"Aku bawa hadiah apa ya Nek, buat Mama?" tanya Adella sambil mengobrak-abrik kopernya. Dari tadi dia merasa serba salah terus, dan tidak bisa menemukan pakaian yang tepat.

"Apa ya? Bawa makanan kesukaannya saja mungkin sudah cukup membuat mamamu senang," jawab Bu Genti sambil melipat mukena. Wanita tua itu baru saja menunaikan sholat Zuhur.

"Masa iya bawa makanan aja? Rasanya kok kurang spesial," kata Adella sambil mengambil selembar baju, mengamatinya, lalu melemparkannya kembali ke koper.

"Lah, terus mau ngasih apa? Kita kan nggak bawa apa-apa dari Alpan."

"Boleh nggak aku ke mal sebentar beli sesuatu buat Mama?" tanya Adella dengan wajah memelas. "Lagian aku juga nggak punya baju yang bagus buat dipakai ketemu Mama."

Kening Bu Genti berkerut. "Cuma mau ketemu mamamu kok, bukan mau ke pesta. Ngapain pakai baju bagus sampai maksa mau beli segala?"