"Pegangan!!!" teriak Pak Yadi sambil menurunkan porsneling ke gigi satu untuk memaksa mesin mobil mati. Namun karena kontur jalan yang licin dan menurun membuat usahanya itu seperti sia-sia. Peluh dingin keluar dari segenap pori-pori Pak Yadi. Jantung lelaki itu berdegup kencang memikirkan keselamatan Nenek, Adella dan Emily yang sedang bersamanya di dalam mobil.
Mobil itu menghentak dan berputar. Situasi saat itu sangat genting sehingga Adella dan Neneknya memekik ngeri.
Emily tersentak dari lamunannya saat mendengar suara Adella dan neneknya yang memekik histeris. Mobil itu bergetar hebat dan meluncur tak terkendali. Rasanya persis seperti menonton adegan film saat Pak Yadi mati-matian berusaha mengendalikan mobil itu supaya tidak jatuh ke dalam jurang. Beberapa kali Pak Yadi membanting setir ke arah tebing yang posisinya lebih tinggi. Namun karena disisi tebing ada parit kecil yang diisi air hujan, usaha Pak Yadi seringkali gagal karena aliran air yang cukup deras dari atas.