Siska yang sejak tadi tidak memakai apapun, langsung mengambil pakaian dan memakainya di hadapan kakaknya.
Meskipun pakaiannya tidak terlihat rapi, tapi siska terus memakainya.
Setelah selesai memakai pakaiannya dengan asal. Ia langsung menghampiri Leo dan merangkul tangan Leo dan berkelanjutan di lengan kekasih kakaknya tersebut. Yola yang melihat itu tentu saja langsung mengurutkan keningnya, karena ialah pikir adiknya akan merasa takut atau merasa bersalah kepadanya. Namun ternyata Yola salah.
"Kenapa Kak? Kamu kaget melihat kami seperti ini? Seharusnya kamu tahu tentang hubungan kami jauh-jauh hari. Biar kamu tidak kaget seperti ini! Sudahlah sayang, jangan berikan penjelasan apapun kepada dia. Lagian dia juga kan bukan wanita baik-baik, dia kan wanita murahan yang selalu obral dirinya di sana-sini, terbukti kan tadi kita udah memergoki dia tidur dengan laki-laki lain." Siska menatap Yola dengan tatapan jijik.
Yola yang melihat tetapan adiknya tentu langsung tersenyum tipis dan juga menatap kedua manusia yang dihadapi dengan tatapan tajam.
"Jangan pura-pura bodoh kalian. Bukankah hal itu adalah pekerjaan kalian? Bukankah aku bisa ada di hotel itu karena ulah kalian? Kenapa kalian tidak berkata Jujur saja kepadaku, jika kalian memang saling mencintai dan kenapa harus mengirimkan aku ke kamar orang lain dan merusak masa depanku? Ada apakah kalian tidak punya hati?"
Leo menundukkan kepalanya dan setelah itu ia mengangkat kepalanya.
"Iya, aku memang sudah tidak mencintaimu dan semua yang terjadi semalam adalah ulahku dan juga Siska. Saat ini kamu sudah tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik kamu pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali! Karena rumah ini sebentar lagi akan menjadi milikku dan juga milik Siska."
Yola yang mendengar itu tentu langsung tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia tidak habis pikir kepada kedua orang yang ada di hadapan saat ini. Padahal mereka sudah jelas-jelas ketahuan salah. Namun mereka malah berani-beraninya mengusirnya di rumahnya sendiri, rumah itu adalah miliknya. Milik peninggalan dari ibunya. Mana Mungkin ia bersedia meninggalkan rumah itu yang seharusnya pergi adalah mereka berdua dan bukan Yola.
Bobby yang sudah menemukan data-data Yola dan juga Julio yang sudah selesai melakukan meeting tentu langsung menerima berkas yang saat ini sudah diberikan oleh Bobby. Dengan senang hati Julio menerima berkas tersebut dan membacanya dengan teliti. Ia tidak mau jika sampai membaca informasi tentang wanita yang sudah diincarnya dengan asal-asalan, dia ingin tahu asal usul tentang Yola.
"Jadi dia adalah anak tunggal dan wanita itu adalah adik tiri yang dibawa oleh ibu tirinya. Ternyata dia sudah dikhianati oleh kedua orang yang ia percaya, sungguh kasihan sekali nasibnya." Julio menutup berkas tersebut dan melemparnya di atas meja.
Setelah itu Julio meminta Bobby untuk mengantarnya ke kediaman Yola.
Ia ingin menjemput wanitanya, karena dia tahu, pasti di sana sedang terjadi huru-hara.
Dan benar saja. Ternyata saat ini Yola sedang ditarik, bahkan didorong oleh Siska serta Leo. Mereka berdua sedang mengusir pemilik Rumah itu dengan sadis.
"Kalian itu adalah iblis, kalian tidak punya hati dan juga pikiran. Kalian yang harusnya pergi di rumahku! Ini adalah rumahku, rumah peninggalan Ibuku dan kamu Siska. Kamu tidak berhak memiliki rumah ini dan isinya serta semua kekayaan yang aku punya. Kamu yang harusnya pergi dari sini!" Yola mengamuk dan mencoba melepaskan dirinya. Namun karena Leo seorang laki-laki. Sekuat apapun Yola mengamuk, ia pasti akan kalah. Tubuh Yola langsung dilempar keluar Dan Hampir saja mengenai batu besar yang ada di sana.
Bruk.
"Rasain tuh. Siapa suruh kamu menentang kami, meskipun rumah ini adalah peninggalan ibumu, ibumu yang penyakitan itu. Tapi semuanya sudah menjadi milikku saat ini. Jadi kamu tidak ada hak untuk tinggal di sini dan kita hanya saudara tiri yang tidak ada ikatan darah apapun. Jadi pergi dari sini sebelum kami melakukan kekerasan kepada kamu wanita murahan!" ucap Siska sambil, melempar tas yang berisi pakaiannya Yola. Dengan cepat Yola menangkap tas tersebut, ia langsung bangkit dan langsung membersihkan dirinya dari sisa-sisa kotoran yang menempel di bajunya. Yola menatap adik dan juga mantan kekasihnya dengan tatapan benci dan dendam.
Yola sudah berniat untuk membalaskan rasa sakit dan juga penghianatan yang diberikan oleh adiknya serta kekasihnya itu.
"Ingat, ingatlah! Aku tidak mungkin pergi dengan begitu saja, aku tidak mungkin membiarkan kalian bahagia di atas penderitaanku. Aku akan kembali dengan dendam dan sakit yang sama, akan dipastikan kalian bisa merasakan sakit-sakit yang lebih jauh daripada ini, camkan itu!" Setelah itu Yola langsung pergi dari sana, namun di saat Yola hendak pergi dari sana. Siska malah mendorong tubuhnya, hingga membuat Yola terjatuh dan terbentur batu.
Siska langsung tertawa terbahak-bahak melihat Yola yang terjatuh dan kepalanya terbentur oleh batu. Sedangkan Yola ia meringis kesakitan, karena dahinya yang terasa sangat perih dan di saat Yola memegang keningnya, ternyata keningnya sudah berdarah.
Ternyata di sana mobil milik Julio sudah tiba di dekat rumah Yola. Dan mereka sudah melihat kejadian yang menimpa wanita yang beberapa jam lalu masih berada di kamar hotel tersebut.
"Kejam sekali adiknya itu. Demi harta dan juga demi kepuasannya sendiri, ya rela menjahati kakaknya. sungguh luar biasa wanita itu." Julio meminta Bobby untuk turun dan mengambil Yola dan membawanya ke dalam mobil.
Yola bangkit dari duduknya, namun ia tidak bisa berdiri tegak. Karena di saat ia berdiri, kepalanya terasa sakit dan penglihatannya terasa kabur. Hingga tiba-tiba Yola ingin kembali terjatuh. Namun untungnya, Bobby sudah datang dan sudah menangkap tubuh Yola, hingga Yola tidak terjatuh. Siska serta Leo yang melihat itu tentu saja terkejut, mereka langsung memancingkan matanya melihat Bobby yang sedang memeluk Yola. Julio yang melihat asistennya memeluk wanitanya, tentu mengeratkan giginya. Meskipun Julio tahu, jika memang hal itu bukanlah disengaja dan untuk menolong wanitanya.
"Kan bisa dipegang tangannya. Kenapa harus peluk-peluk segala malah. Ini dia benar-benar ya, masih saja cari kesempatan. Emang dia pikir nyawanya ada dua? Awas kamu Bobby!" Ucao Julio sambil menatap ke arah Boby serta Yola dengan tatapan tajam.
"Kalian ini manusia apa iblis? Kenapa kalian tega melakukan kekerasan kepada wanita ini? Bukankah wanita ini adalah kakak anda dan juga bukankah wanita ini kekasih Anda? Lalu kenapa Anda malah membuat dia sampai terluka seperti ini? Apakah kalian tidak takut masuk penjara? Saya bisa melaporkan ini ke polisi atas tindakan kekerasan. Paham kalian!" Boby menatap Siska dan juga Leo dengan tatapan tajam