Melanjutkan pergumulan yang telah dimulai oleh William. Seperti yang diminta oleh Marion, William akan melanjutkannya hingga beberapa chapter, katanya.
Namun, mungkin tak akan sampai satu chapter mereka harus berhenti.
Ayolah ... mereka ke kota ini bukan hanya untuk bercinta, bukan? Meski tentu saja, sesi intim itu membuat suasana hati Marion jadi jauh lebih baik.
Hormon-hormon yang semula seakan tidak berproduksi dengan baik, kini beregenerasi secara masif.
Ia bahagia ketika jemari William menelusur permukaan kulitnya. Terbukti dengan desahan yang lolos dari bibirnya. Terlebih ketika pekerjaan jemarinya diambil alih oleh lidahnya.
Marion nyaris menjeritkan kenikmatan yang ia rasakan.
"William, please ... kau membuatku hampir gila!" rengeknya. "Bagaimana kalau kita langsung ke inti saja?"
William tersenyum licik.
"Biasanya kau yang selalu membuatku menggila, Marion. Izinkan aku membalas dendam. Oh, atau ... bagaimana kalau kita sebut ini sebagai balas jasa, hm?"