App herunterladen
2% Terjerat Cinta CEO Bakso / Chapter 8: Tempat Tidur Yang Sama

Kapitel 8: Tempat Tidur Yang Sama

Dengan Gerakan cepat Zaskia berusaha untuk segera mencapai kamar mandi. Namun sayang, gaunnya yang kini kedodoran karena sudah dirusak Djaka membuatnya tersandung dan terjerembab kedepan.

"Auuuww.. Oh tidak, apa yang kau lihat? tutup matamu Joko…!!"

Zaskia berteriak karena kini ia memang setengah telanjang. Gaunnya yang robek membutnya jatuh dan kini tubuh bagian atasnya terbuka. Dan Zaskia benar-benar tak memakai penutup apapun di area dadanya. Sebisa mungkin ia menutupi dadanya dengan kedua tangan yang ia silangkan seadanya. Dan untung saja ia mengenakan celana pendek membuat setidaknya masih ada anggota tubuh yang tertutup di saat-saat seperti ini.

Mendengar teriakkan Zaskia awalnya Djaka yang mengalihkan pandangannya justru kembali berbalik dan menoleh ke arah Zaskia karena ia mendengar suara terjatuh.

"Hahahaha…" bukannya merasa kasihan ataupun merasa iba dengan Zaskia yang jatuh dalam posisi dan keadaan setengah telanjang Djaka justru tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak, ia bahkan tak bisa mengontrol dirinya melihat Zaskia yang tadi terlihat sangat sombong kini jatuh dengan posisi yang tak biasa membuatnya untuk tidak tertawa saat melihat istrinya tersebut.

'Oh tidak kesialan apa lagi ini?' gumam Zaskia sambil mengepalkan tangannya dengan kesal. Hari ini adalah hari yang sangat sial untuk Zaskia, entah mimpi apa dia semalam hingga harus melewati hari dengan penuh kesialan seperti ini. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia untuknya justru berubah menjadi petaka. Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga. Hari ini ia harus terpaksa menikah dengan Djaka, gaunnya rusak dan kini ia harus jatuh dengan posisi dan keadaan yang memalukan. Di tambah dengan suara tawa Djaka yang terasa risih di telinga Zaskia.

Bluk..

Sebuah handuk setengah basah itu kini mendarat di atas tubuh Zaskia. Pria itu melemparkan handuk yang tadi ia kenakan untuk mengusap rambutnya yang basah ke arah Zaskia guna menutupi iperempuantu yang tampak malu.

"Sudah cepat mandi sana..!"

Kini tanpa menjawab Zaskia langsung mengambil handuk itu dan menutupi tubuhnya. Dengan segera ia berlari ke arah kamar mandi yang memang tak jauh dari tempatnya terjatuh sebelumnya.

Jeblekk…

Zaskia menutup pintu kamar mandi dengan sangat kasar bahkan membuat Sebagian kaca bergetar. "Joko… gue benci banget sama Loe..!" teriak Zaskia dari dalam kamar mandi karena masih merasa kesal dengan Djaka.

Sementara itu, Djaka sendiri tidak tuli ia bisa mendengar teriakan Zaskia yang mengatakan jika perempuan itu membenci dirinya. Namun Djaka tak marah. Ia justru tertawa kecil mendengar semua makian Zaskia yang masih samar-samar terdengar dari dalam kamar mandi.

Djaka menuju ke arah meja nakas di samping tempat tidur. Ia meraih ponselnya yang sebelumnya ia letakkan disana. Djaka mulai mengetik sesuatu dan mengirimkan sebuah pesan untuk seseorang. Namun karena tak kunjung mendapatkan balasan Djaka memutuskan untuk melakukan panggilan telepon.

"Halo Do, kamu tolong lakukan apa yang aku minta sesuai apa yang aku tulis dalam pesan!"

"Tapi, apakah kau serius akan melakukan hal ini?"

"Sudahlah.. lakukan saja apa yang aku katakan. Dan satu hal lagi. Jangan sampai Zaskia tau sebenarnya tentang aku. Aku ingin menjadi diriku seperti apa yang ia pikirkan. Aku hanya ingin tau seberapa besar dia menilai diriku."

"Tapi Jack, dia kan sekarang jadi istrimu. Seharusnya dia berhak untuk tau tentang siapa kamu."

"Dia akan tau, tapi tidak sekarang." Jawab Djaka seraya memutuskan panggilan telepon tersebut sambil tersenyum tipis.

***

Zaskia yang kini ada di dalam kamar mandi masih menggerutu kesal. Ia bahkan juga menangis meratapi nasipnya sendiri yang dirasa begitu payah.

"Oh Tuhan, mimpi apa aku semalam sehingga hari ini semua kejadian buruk ini terjadi?" gumamnya sambil menghentak-hentakkan kaki di lantai karena merasa kesal.

Kini perempuan itu berbalik dan cukup tercengang dengan apa yang ia lihat. Kamar mandi hotel itu tampak sangat mewah. Namun bukan itu yang mencuri perhatiannya akan tetapi sesuatu yang lebih indah. Rupanya tak hanya kamar yang di hias ala pengantin baru tapi juga kamar mandi itu juga dihias sedemikian rupa. Banyak kelopak bunga mawar merah yang indah dan wangi dimana-mana. Bahkan juga ada yang memenuhi bath tube. Tak hanya itu kamar mandi itu juga di hiasi dengan lilin-lilin aromaterapi yang bahkan sudah mulai habis. Semua ini memang indah, bahkan sangat indah. Namun keindahan ini akan sempurna jika bersama dengan pasangan yang tepat.

Semua keindahan ini tak membuat Zaskia terkesan sama sekalii, karena ia memang tak mencintai Djaka. Tapi kini bahkan statusnya sudah menjadi seorang istri dari pria yang tak ia cintai itu. Kehidupan bahagia yang menjadi impian rupanya kini sudah terkubur jauh, dan entah apa yang akan terjadi nanti ia tak tau.

"Alvin, kenapa kau tega sekali kepadaku? Sebenarnya dimana kamu Vin?" Zaskia menangis di bawah guyuran air shower, cintanya yang begitu dalam kepada Alvin kini harus pupus bahkan berakhir dengan cara seperti ini.

Zaskia menyentuh rambutnya yang basah, ia menciumnya sesaat. Aroma hair spray memang sudah tak lagi tercium, namun ia justru teringat dengan kata-kata Djaka itu.

"Oh Tidak.. apa yang harus aku lakukan setelah ini? Bagaimana hidupku setelah menikah dengan dia? Mana mungkin aku bisa bahagia?" perempuan itu memeluk lututnya dan mengenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya. Ia menangis di bawah guyuran air yang membasahi seluruh tubuhnya.

Setelah satu jam mandi dan mengurung diri di dalam kamar mandi untuk menenangkan diri kini Zaskia keluar dari kamar mandi, ia sudah mengenakan setelan piyama yang di sediakan. Piama berbahan satin itu memiliki bagian luar yang dapat di buka dan terdapat tali. Sementara bagian bawahnya adalah celana pendek yang menampakkan kakinya yang jenjang dan mulus.

Rasanya sangat canggung ada yang menatap dirinya yang baru keluar dari kamar mandi. Rasanya sangat aneh ada seorang pria yang terasa asing di dalam kamar yang sama dengan dirinya. Perempuan itu sendiri bingung harus mengatakan apa. Ia memilih berdiam diri di tepian tempat tidur dan meraih ponselnya. Ia menatap deretan pesan yang ia kirimkan kepada Alvin namun sama sekali tak ada sebuah respon, bahkan dibaca pun tidak.

"Tidurlah! Aku tau kau sangat lelah hari ini," Tukas Djaka tiba-tiba membuat Zaskia melirik ke arahnya.

Namun bukannya merasa tenang kini Zaskia justru merasa sangat was-was. Bagaimana tidak kini pria itu berjalan ke arahnya dan juga naik ke atas tempat tidur yang sama karena memang di kamar hotel ini hanya ada satu tempat tidur berukuran besar dengan kelopak bunga mawar yang bertaburan di atasnya.

"Kau mau apa?"

"Apa maksudmu? Ya tidur lah.. aku juga lelah berdiri seharian." Jawab Djaka dengan santai.

"Kenapa kau tidur di sini?"


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen