App herunterladen
88.57% Dropping In A Dream / Chapter 31: Beginikah Rasanya?

Kapitel 31: Beginikah Rasanya?

Eira tidak mengerti dengan apa yang sedang dia rasakan makan itu, yang dia tahu hanya jantungnya terus berdetak saat Vee dekat dengannya, dia masih tidak tahu mengapa hatinya bergetar sangat keras. Dia masih yakin dengan pikirannya jika dia sama sekali tidak menyukai Vee, dia hanya sedang mengangguminya saja. Ya, seperti itulah yang ada di pikirannya saat ini untuk menenangkan hatinya.

Setelah sampai di restoran, Vee keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Eira, tangannya pun meraih tangan Eira membantunya untuk turun. Mereka di sambut dengan sopan oleh restoran dimana mereka akan makan. Vee menempatkan dirinya untuk siap di gandeng oleh Eira.

"Vee mengapa kau besikap seperti itu?" tanya Eira.

"Handenglah tanganku Ra, kita akan berjalan layaknya seorang raja dan putri," jawab Vee.

"Mengapa harus begini?" tanya Eira tidak percaya diri.

"Mengapa hanya untuk makan malam saja di sambut dengan seperti ini? Siapa orang ini sebenarnya? Untung sebelum pergi Yara aku suruh beli gaun, jika aku berpakaian sepulang kerja aku pasti malu sekarang ini," gumamnya dalam hati.

"Selamat datang tuan muda, silahkan masuk!" sapa seorang pelayan lelaki.

Eira hanya kagum tak mengerti.

Setelah duduk Eira pun bertanya pada Vee.

"Vee, kau ini siapa?" tanya Eira.

"Aku Vee temanmu," jawab Vee.

"Mengapa kau di perlakukan special di sini?" tanya Eira.

"Ahhh itu karena aku pemilik restoran ini," jawab Vee.

"Kau memiliki berapa restoran?" tanya Eira.

"Tidak banyak hanya beberapa saja, kau jangan canggung seperti ini Ra," kata Vee.

"Bagaimana tidak, tapi apa kau hobi kuliner?" tanya Eira.

"Em, tentu saja, aku hobi, makan, masak, kuliner, dan lain lain," jawab Vee.

Makanan pun datang.

"Silahkan Tuan Muda, selamat menikmati!" kata Pelayan yang lainya.

Eira menundukan kepalanya untuk menghormati mereka yang sudah menyiapkan semua ini.

"Tidak heran kau bisa memakai satu lantai ini hanya untuk makan malam," kata Eira.

"Apa kau keberatan dengan ini, jika kau keberatan kita bisa pindah saja," kata Vee.

"Tidak, tidak, kita sudah di sini," jawab Eira tidak ingin merepoti Vee.

"Baiklah, kalau begitu mari makan!" kata Vee.

Mereka pun mulai makan malam yang romantis, Eira tidak sengaja makan dengan tidak rapi ada nasi yang menempel di sebelah bibir Eira, tanpa bertanya dan bicara terlebih dahulu Vee pun langsung mengambil tisu dan membantunya menghilangkan nasi itu dengan sangat lembut. Hal itu membuat jantung Eira semakin berdebar kencang.

"Terimakasih Vee," kata Eira untuk mengakhirnya kecanggungan itu.

"Maaf aku tidak permisi dulu sama kamu, takutnya jika aku bilang ke kamu nanti akan jadi canggung," jawab Vee.

"Tidak papa Vee, terimakasih," ucapnya lagi.

Selesai makan malam mereka pun memutuskan untuk menonton film yang baru saja rilis, film yang ingin sekali Eira tonton.

"Kau ingin menonton film?" tanya Vee.

"Kau ingin mengajakku nonton?" tanya Eira.

"Ya, jika kau mau karena sekarang baru saja rilis film terbaru Mr. Malcolm's List?" kata Vee.

"Wahhh kebetulan sekali aku juga ingin menonton film itu, baiklah ayo kita menontonnya bersama," jawab Eira.

"Kau menyukainya?" tanya Vee.

"Tentu saja, aku malah kaget tahu kamu juga menyukai film yang sama denganku," jawab Eira.

"Kita memiliki banyak kesamaan, mungkin takdir," kata Vee.

Eira pun tersipu malu mendengar perkataan Vee.

Vee pun segera memesan tiket dan mereka pun langsung menuju ke bioskop terdekat dari restoran itu, sebelum masuk ke bioskop mereka membeli minum dan popcorn untuk menemani mereka menonton. Setelah mendapatkan minum dan popcorn mereka langsung masuk karena jam tayang sudah akan di mulai.

"Kenapa di barisan ini tidak ada orang Vee?" tanya Eira.

"Benarkah? Mungkin sudah di pesan seseorang, tidak usah di pikirkan yang penting kan depan dan belakang masih ada orang," jawab Vee.

"Tapi tidak banyak orangnya, tidak seperti biasanya Vee, atau jangan-jangan kau yang memesan tempat ini ya?" tanya Eira penuh curiga.

"Apa kah sangat terlihat? Aku sudah mencoba untuk memesan satu baris saja karena jika aku pesan semua tempat kau akan tahu," jawab Vee.

"Kau tidak perlu melakukannya Vee, aku lebih senang jika kita menonton dengan banyak orang, tidak hanya ada kita dan beberapa orang seperti ini," kata Eira.

"Tapi aku melakukannya untukmu Ra, maafkan aku jika kau tidak menyukainya," kata Vee.

"Sudah terlanjur mau bagaimana lagi, lain kali jangan seperti ini lagi ya Vee aku tidak mau terulang kembali seperti ini," ujar Eira.

"Jadi masih ada lain kali?" tanya Vee.

Eira tidak bisa menjawabnya karena merasa terjebak dengan perkataan sendiri. Film pun di mulai mereka menikmati film dengan beberapa orang saja. Selesai menonton mereka keluar terutama Vee dan Eira.

"Memang lelaki terlalu banyak memilih, memangnya kenapa dengan wanita yang tidak memiliki kekayaan seperti pihak lelaki, kenapa hal itu menjadi masalah, jika cinta harusnya jangan memandang hal seperti itu kan Vee?" gumam Eira yang kesal dengan awal cerita film yang baru saja mereka tonton.

"Benar," jawab Vee.

"Jika kau jadi Mr. Malcolm apa kau akan memilih wanitamu yang setara dengan kekayaan kamu? Ingatlah jika wanita memiliki segala macam cara untuk membalas mereka para lelaki!" tanya Eira.

Brakk…

Seseorang menabrak Eira dan Vee pun menangkap Pundak Eira hingga wajah mereka sangat dekat, seseorang itu sengaja sedikit mendorong Vee agar wajahnya menyentuk wajah Eira. akhirnya Vee pun mencium pipi Eira karena Eira memalingkan wajahnya, jika tidak mereka akan berciuman di bibir.

"Ahhh maaf Ra, dia sengaja melakukannya," kata Vee yang tidak enak dengan Eira.

Eira melihat orang yang menabraknya tadi sudah berlari kencang meninggalkan mereka tanpa meminta maaf.

"Apa kau marah Ra?" tanya Vee.

Eira sebenarnya tidak marah dengan hal itu, dia malah merasa hal yang aneh di dalam hatinya.

"Jadi begini rasanya memiliki seseorang yang selalu melindungi dan selalu berada disisinya, mengapa aku senang dengan sikap Vee, mengapa ini terjadi padaku? Apa yang harus aku lakukan dengan perasaan ini, ini sangat menyenangkan, aku sudah mengerti beginilah rasanya jika memiliki seseorang di sisiku, aku merasa aman," gumam Eira dalam hati.

"Eira kau sungguh marah denganku? Kenapa kau malah diam saja?" tanya Vee.

"Tidak Vee, maaf aku malah melamun, aku syok saja dengan kejadian tadi, terimakasih sudah menolongku, aku tidak papa aku baik-baik saja kok," jawab Eira.

"Lega rasanya karena kau tidak marah denganku," jawab Vee.

"Sudah larut Vee, sebaiknya kita pulang sekarang besok harus bekerja," kata Eira.

"Kau benar Ra, ayo aku antar kau pulang," kata Vee.

"Emm," jawab Eira mengangguk.

Eira tidak ingin jika Vee melihat jika sebenarnya Eira sedang tersipu juga salah tingkah dengan apa yang baru saja terjadi, hal itu menimbulkan rasa aneh di hati Eira, tetapi hatinya juga masih tetap tidak mengakui jika dia menyukai Vee. Bagaimana sebenarnya perasaan Eira pada Vee? Eira pun juga tidak mengerti dengan perasaannya sendiri.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C31
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen