App herunterladen
85.71% Dropping In A Dream / Chapter 30: Makan Malam Bersama Teman

Kapitel 30: Makan Malam Bersama Teman

"Baiklah, cepatlah kembali masih banyak pekerjaan yang harus kau selesaikan sebelum makan malam tiba," olok Ona.

"Aku akan segera kembali dan langsung mengerjakannya dengan cepat, bukankah kau juga harus menyelesaikan laporan?" jawab Eira balik mengolok Ona.

"Baik, baik, bahkan pekerjaan saja tidak bisa aku gunakan untuk mengodamu," gumam Ona.

"Ohhh Ona sayang, pekerjaan mu dan aku itu berbeda ingatlah lebih sibuk di kamu bukan?" tanya Eira.

"Benar, lebih sibuk aku di bandingkan kamu, tapi pekerjaan ini bisa membuatmu duduk kaku dan membeku, jika aku tidak karena bisa pergi kemana-mana dan juga tidak terlalu pusing memikirkan isi setiap bab baru muncul," kata Ono menggoda Eira.

"Ona!" Eira pun kesal.

"Ayolah, ingat jangan sampai telat stor ke Yara bab terbarunya, karena akan aku kerjakan secepatnya," lanjut Ona meninggalkan Eira dengan menyeringai tipis kearah Eira.

Eira pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat tingkah teman yang satu ini, yang bisa nya hanya terus menggoda Eira saja, tidak ada maksud jahat hanya saja dia sering membuat pikiran Eira menjadi lebih mudah, dia tipe orang yang memang sudah di takdirkan untuk selalu menganggu rekannya bekerja. Eira menyukai cara bicara Ona, baginya itu adalah suatu hal yang bisa mencerahkan pikiran selagi sedang buntu.

Tak lama kemudian Yara pun kembali.

"Di mana yang lainnya?" tanyanya.

"Sudah kembali, kau lama sekali apa saja yang kau bicarakan dengan Ibuku?"

"Kok kamu tahu Ra?"

Lagi-lagi Eira hanya menaikkan pundaknya saja.

"Jangan bergosip yang tidak-tidak dengan Ibuku Ra," kata Eira sambil berjalan menuju parkiran.

"Aku tidak bicara gosip kok, ini kan kenyataan, hanya saja sudah aku bumbui sedikit biar ada rasa asam, manis, asin, gurihnya," jawab Yara.

Tatapan tajam melesat mengenai mata Yara.

"Ouhhh Eira kau ini seperti ingin memakanku saja," kata Yara menelan ludah.

"Aku memang akan memakanmu Ra," jawab Eira.

"Kau tidak menyayangiku?"

"Lalu bagaimana dengan mu, apa kau menyayangiku?"

"Tentu sajalah, hanya saja aku ingin membuat mu terkesan berbeda saja."

Lagi-lagi tatapan tajam menembus ke hati Yara. Yara pun terdiam.

Sesampainya di kantor Eira langsung duduk menghadap ke laptopnya dan memulai untuk menulis bab selanjutnya agar bisa di urus oleh Yara dan di berikan kepada Ona untuk di jadwalkan update. Ona yang mengetahui pikiran Eira pun tersenyum pada Eira saat Eira sedang menatapnya sambil menggerutu tentang Ona.

"Apa sih Ona?" kata Eira memancing.

"Lohh kau duluan loh yang menatapku, lalu kau membicarakan aku di dalam hatimu itu," jawab Ona.

"Kenapa kau bisa tahu?" tanya Eira.

"Karena sangat mudah membaca pikiran kamu," jawab Ona.

"Kalau begitu, saat ini apa yang sedang aku pikirkan, jika menurutmu ini mudah?" tanya Eira.

"Mudah saja, setelah kau menggerutuku kau akan berpikir apa yang akan kau tulis bukan, lalu kau akan kesal karena otak kamu ini tidak berjalan sesuai dengan keinginan kamu," jawab Ona.

"Sok tahu," kata Eira dan terdiam sejenak.

"Ahhhh terimakasih banyak Ona, tunggulah sebentar lagi kau akan segera mendapatkan pekerjaanmu," kata Eira menyeringai.

"Baiklah segera selesaikan dan serahkan pada Yara," jawab Ona.

Waktu pun sudah menunjukan pukul lima sore, mereka semua sudah berberes untuk segera pulang ke rumah.

"Kau jadi pergi bukan?" tanya Yara.

"Ya, kau lah yang seharusnya pergi karena kau yang membuat janji."

"Ayolah aku akan datang jika tidak memiliki rencana dengan Geo."

"Ayolah Yara, realistis saja kau hanya ingin aku pergi dengan Vee, kau tidak benar-benar pergi dengan Geo kan?"

"Kita akan pergi Ra," sahut Geo yang masuk ke kantor untuk menjemput Yara.

"Kak Geo!" Eira pun terkejut.

"Awalnya memang tidak, tetapi karena kamu ingin makan malam dengan seorang teman baru, jadi aku pikir aku akan mengajak Yara makan malam juga," lanjut Geo.

"Kalau begitu bergabung denganku saja Kak," kata Eira.

"Aku mengajaknya untuk makan malam di rumahku bersama dengan kedua orang tuaku, apa kau mau bergabung?" tanya Geo.

"Tidak, tidak, aku akan pergi dengan Vee saja, mungkin sebentar lagi dia akan datang," jawab Eira.

"Baik, bersenang-senanglah aku duluan ya Ra," kata Yara.

Eira pun meganggukan kepalanya. Semua orang pun meninggalkannya, Eira memutuskan untuk duduk di lobi sambil menunggu Vee datang menjemput karena mobil sudah di bawa Yara dan Geo pergi.

"Aku jadi menyesal menyuruhnya membawa mobilku, aku jadi tidak bisa kemana-mana deh sekarang," gumam Eira.

Tak lama kemudian Vee pun datang dengan mobil yang sangat keren, Eira pun terkejut karena melihat Vee yang bukan seperti biasanya.

"Eira, apa kau sudah menunggu lama?" tanya Vee.

"Belum, kau Vee kan?" tanya Eira ragu.

"Ya, apa aku terlihat aneh dengan seperti ini?" tanya Vee.

"Tidak, tidak hanya saja kau sangat berbeda tampilannya dengan kemarin-kemarin," jawab Eira.

"Sebenarnya beginilah keseharianku Ra, penampilanku kemarin karena aku sedang bekerja saja, jika aku pergi ya seperti ini," jawab Vee.

"Lalu saat kau pergi dengan teman-temanmu kenapa tidak seperti ini?" tanya Eira.

"Karena kemarin pergi setelah aku bekerja dan tidak sempat pulang berganti pakaian," jawab Vee.

"Ahhh baiklah," kata Eira menganggukan kepalanya.

"Ayo kita berangkat sekarang sebelum nanti telat makan malamnya!" Ajak Vee.

Eira hanya menganggukan kepalanya lagi dan lagi karena tidak tahu harus menjawab apa, pesona Vee membuat Eira kehilangan fokusnya. Mereka pun masuk ke mobil Vee, Vee melayani Eira dengan sangat sempurna. Eira tidak bisa mengelak dan tidak bisa menahan hatinya yang memang bergetar di malam itu.

"Kenapa kau hanya diam saja Ra? Kau tidak seperti biasanya, apa aku sungguh aneh?" tanya Vee.

"Ya, kau sungguh tampan Vee," jawab Eira tanpa sadar.

Vee pun merona karena jawaban Eira.

"Apa kau tidak salah bicara Ra?" tanya Vee.

"Memangnya aku mengatakan apa Vee?" tanya Eira.

"Kau sungguh tidak ingat?" tanya Vee.

"Bukan begitu, tapi memang sungguh kamu tampan Vee, ketampanan kamu ini bisa kau gunakan untuk menarik wanita cantik dengan mudah," jawab Eira.

"Benarkah, tetapi wanita yang di sampingku sama sekali tidak tertarik denganku, lalu apa ketampanan itu berarti?" tanya Vee.

"Kenapa kau mengatakan hal itu Vee? Jangan mengatakannya, kau ini tampan dan memiliki segalanya, kau akan mendapatkan wanita yang kau inginkan," jawab Eira.

"Jadi apa aku bisa mendapatkan kamu?" tanya Vee.

"Vee," kata Eira dengan suara lembutnya.

"A..a..a.. baiklah aku tidak main main lagi denganmu, pakai sabukmu kita berangkat sekarang," kata Vee.

Eira tersenyum dan mencoba memakai sabuk pengaman tetapi ada hal yang menghambatnya.

"Kenapa Ra, apa kah sulit?" tanya Vee.

"Sepertinya ada sesuatu yang membuat sabuk ini sulit untuk di tarik," jawab Eira.

"Sini biar aku saja yang mengeceknya," kata Vee yang langsung mendekatkan tubuhnya pada Eira yang duduk, tangannya pun mulai meraih sabuk pengaman itu dan sedikit kesulitan.

"Biar aku bantu Vee," kata Eira.

Mereka berdua berdua menarik sabuk pengaman itu dan pada akhirnya sabut terlepas dari tangan mereka, tubuh Vee pun semakin dekat dengan Eira, bibir Vee hampir menyentuh bibir Eira, tetapi langsung tersadar.

"Maafkan aku Ra, aku tidak bermaksud apa-apa," kata Vee menjelaskannya sabil menarik sabuk yang sudah bisa di tarik itu.

Eira diam saja karena jantungnya berdegup dengan sangat kencang, sambil terus menatap Vee.

"Apa ini, kenapa dengan jantungku? Mengapa dia berdetak sangat keras, apakah dia mendengarnya? Lalu mengapa hatiku bergetar seperti ini? Ada apa denganku?" kata Eira dalam hati sambil terus menatap Vee.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C30
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen