"Ya," aku tersenyum.
"Kami, perawat, memiliki keyakinan bahwa tidak peduli seberapa buruk situasi pasien, kami tidak akan pernah menyerah. Kami ingin mengembalikan mereka dengan selamat ke keluarga dan masyarakat mereka. Ini terlalu kuat. Tidak, mungkin intens," suster Indra berkata dengan air mata di matanya.
"Ya," aku mengangguk.
"Perawat adalah orang yang sama sekali tidak memiliki diskriminasi atau prasangka terhadap siapa pun. Angga, bisakah saya mengatakan diskriminasi dan prasangka?" kataku.
"Apa?" bisikku.
"Sial!" kata Suster Indra sambil tertawa.
"Aku setuju," aku mengangguk berulang kali.
"Ah, aku harus pergi. Angga, terima kasih telah menunjukkan puisi itu padaku. Itu puisi yang sangat bagus. Tolong tunjukkan lagi."
"Suster Indra, terima kasih sudah membaca."
"Meski begitu, Angga sangat mudah diajak bicara."
*******
Suster Indra berjalan pergi dengan ringan. Saya duduk di bangku dan memikirkan semua hal, kehidupan, takdir, dan rock'n'roll.