App herunterladen
4.12% Terpaksa Mendua. / Chapter 16: Tolong Hamili Aku

Kapitel 16: Tolong Hamili Aku

Momen liburan honeymoon ke Lombok adalah untuk yang pertama kalinya Ridho pergi jauh selain Jakarta, pertama kalinya pula Ridho naik pesawat.

"Sayang, kamu senang kan kita pergi liburan?" tanya Monika sambil menempelkan tubuhnya pada tubuh Ridho.

Ridho gelengkan kepala, wajahnya juga datar tanpa seulas senyum sedikitpun. Tentu saja Monika keheranan lantaran saat itu mereka sudah ada di dalam pesawat.

"Kalau nggak suka kenapa tadi tidak menolak sebelum naik pesawat ini?" Monika bertanya kemudian.

Kini wajah Monika balik datar, dia membalikkan badannya marah dan bingung. Ridho pun membujuknya supaya situasi hati Monika kembali cair.

Ke dua tangannya dia lingkarkan ke tubuh Monika dari belakang lalu dia tempelkan mulutnya ke lubang telinga Monika.

"Maksud aku nggak mau sebentar,"

Nggak harus menunggu lama, Monika langsung membalikkan badannya kembali lalu dia benamkan kepalanya di dada bidang Ridho.

Tubuh mereka pun ditutupi selimut mini yang Astrid sengaja siapkan untuk berbagai kesempatan.

"Kenapa kamu harus beli banyak pakaian, kan di Lombok juga banyak toko pakaian?" tanya Ridho.

Monika menutup mulut Ridho dengan jari telunjuknya, lalu dia tenggelamkan jemarinya ke dalam celana jeans Ridho yang dilapisi kain selimut.

"Sayang!" desah Monika ke lubang telinga Ridho.

Pesawat bisnis yang dipesan Monika sangatlah istimewa karena kursinya sangat menjaga privasi sekali, jadi pasangan pengantin baru ini cukup bebas melakukan apapun meski tidak sebebas seperti di ranjang rumah.

"Loh, tadi aku tanya kenapa beli pakaian kebanyakan?" Ridho mengulang kembali pertanyaannya namun lagi-lagi Monika tidak peduli.

Alih-alih akan menerima jawaban namun Monika malah semakin nakal meremas milik Ridho, dan Ridho malah celingak celinguk takut ada yang melihatnya. Sebab itu yang pertama kalinya dia naik pesawat jadi takut ada orang lain yang melihatnya.

"Sayang diam dong nanti ada yang lihat!"

Monika terkekeh lalu mendekatkan kembali mulutnya ke lubang telinga Ridho.

"Ini pesawat bisnis sayang, jadi tidak mudah orang lain untuk melihat detail aktifitas kita. Kecuali jika aksinya seperti di dalam kamar apartemen," jelas Monika.

Ridho pun mengangguk selain dinilai dari apa yang dia lihat, dari penjelasan Monika pun jelas sekali jika memang di sekelilingnya tidak terlihat orang. Sebab ruangan duduknya didesain sedemikian rupa supaya bisa nyaman untuk mereka berdua saja.

"Wah ini tentu mahal ya sayang, kamu kan tadi udah belanja banyak beli tiket pesawat bisnis pula. Nanti habis dong tabungannya, kamu kan nggak kerja?"

Pertanyaan Ridho kembali membuat Monika terkekeh, namun Monika berusaha untuk memberikan penjelasan pada Ridho suaminya.

"Coba kamu lihat ini sayang!" ajak Monika

Tangannya kini meraih ponsel, dia perlihatkan jumlah saldo tabungan dia yang ada di aplikasi Mbanking. Mata Ridho terbelalak dia tidak menyangka jika Monika memiliki uang sebanyak itu.

Satu Milyar, itu baru dari satu rekening bank, dan Monika pun memperlihatkan kembali dari Mbanking satunya lagi yang jumlahnya tidak jauh beda.

"Sebanyak apapun ya pasti akan habis dong sayang kalau kita nggak kerja," sanggah Ridho.

Monika mencubit ke dua pipi Ridho yang bikin dia ngegemesin itu, lalu dia cium dan kembali menjelaskan.

"Pendidikan terakhir kita kan sarjana sayang, kok kamu bingung amat. Sudahlah nikmati saja momen liburan honeymoon ini setelah itu baru lita bicarakan lagi ya!"

Monika tidak mau membahas sesuatu di luar misinya untuk memprogram supaya hamil cepat.

"Kamu kan nggak kerja, sebanyak apapun tabungan kamu ya pasti habis dong!" ujar Ridho.

Monika tidak mau meladeni lagi pertanyaan Ridho selanjutnya, dia terus tarik selimutnya untuk menutupi kepala dia lalu dia buka resleting Ridho dan memainkan milik Ridho seperti lolipop.

"Dasar penggemar drama korea, hobinya lolipop muluk nih," Ridho meledek tapi di dalam batinnya.

Meledek tapi permainan Monika memang asyik , Ridho bahkan merem melek dibuatnya.

"Bagaimana ini Ya Allah aku akui permainan Monika lebih hebat dari Rani, dia lebih agresif dan variatif sekali, " keluh Ridho.

Semua pria di dunia jika disuguhkan dengan permainan ranjang yang asyik pasti dia lebih nyaman dan cenderung ketagihan.

"Sempurnakan sayang supaya masuk semuanya, soalnya aku mau lepaskan saat ini juga!"seru .Ridho.

Semakin dalam Monika memainkanya maka pelepasan pun terjadi sehingga Monika terima semburan cairan yang jika dia terima ke gawangnya akan berpotensi memiliki calon generasi ysng sudah pasti akan memperkuat pernikahannya.

"Bagaimana sayang rasanya? Lezat bukan?" tanya Ridho.

Monika menjawabnya dengan mengecup pipi Ridho, dia sangat senang bahkan terlampau puas dengan apa yang Ridho lakukan padanya.

"Kamu minum ya! Aku nggak mau di sana kamu punya alasan kehilangan energi akibat alasan ini!"

Monika menyodorkan satu botol minum air mineral, dia pegangkan ke mulutnya lalu Rido teguk sampai habis sempurna.

"Terimakasih sayang, di sana jangan kamu ragukan! Aku pasti bisa buat kamu keteteran!" tantang Ridho.

Tak banyak menanggapi apapun lagi, kembali tidur dengan merebahkan dirinya supaya tubuhnya nyaman sempurna sampai tiba di tempat tujuan.

Beberapa jam kemudian, pesawat pun landing di Bandara Internasional Lombok. Dengan sendirinya Monika terbangun dan menggandeng tangan Ridho untuk bersiap turun.

Dalam hitungan jam Ridho bisa ke luar kota dan hal tersebut adalah di luar ekspektasinya.

"Sayang inilah Lombok, di sini kita program supaya almarhum Ayah bahagia jika kamu bisa menanam benih dalam rahim aku ini sayang," ujar Monika.

Awalnya ragu namun Ridho paksakan bibirnya untuk tersenyum lalu dia gandeng bahunya Monika menuju taksi yang sudah diorder oleh Monika dari aplikasi pesan antar.

"Kita lanjut ke mana sih sayang?" tanya Ridho kemudian.

Monika menutup mulutnya Ridho, kali ini bukan jari telunjuknya namun telapak tangannya hingga semua mulutnya tertutup rapat.

"Bisa kan kamu nggak usah banyak tanya? Ikuti saja apa yang aku lakukan!" protes Monika.

Ridho pun mengedipkan ke dua matanya tanpa bicara sebab telapak tangannya masih sempurna menutup mulut dia.

Monika dan Ridho masuk ke dalam mobil taksi, karena kemesraan mereka tak berhenti di setiap kondisi sampai-sampai sang supir pun geleng-geleng kepala. Namun dia pun mampu menebak jika mereka adalah pengantin baru lantaran dia sudah biasa menarik penumpang pasangan kekasih maupun suami istri yang hendak liburan ke sana.

"Sudah sampai Dek, selamat menikmati liburannya! " ujar sang supir.

Monika dan Ridho pun saling melempar senyum, dan tetap saling berpegangan tangan.

"Iya Pak terimakasih, ini ongkosnya!" sahjt Monika.

Monika memberikan satu lembar uang kertas seratus ribu pada sang pengemudi taksi, ketika hendak memberikan kembalian Monika menolaknya.

"Ini kembaliannya Dek!"

"Nggak usah, Pak ambil saja! Do'akan saja semoga kita bisa cepat punya keturunan!" sahut Monika kemudian.

Sang supir sangat terharu dengan kebaikan Monika, dia tempelkan uang itu ke dahinya sambil tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

"Terimakasih Dek, semoga anaknya kembar ya Dek!"


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C16
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen