App herunterladen
3.37% Cinta Yang Dirindukan / Chapter 9: Lelaki Di Toko Buku

Kapitel 9: Lelaki Di Toko Buku

Merasa Rasty begitu lama, Tiara mulai bosan. Tiara berdiri dan berjalan melihat-lihat beberapa buku. Matanya langsung terpaku pada satu buku yang terpajang di rak buku paling atas. Tiara pun melompat-lompat seperti anak kecil untuk bisa menggapai buku itu. Tapi sayang sekali tangan Tiara tidak sampai.

"Uhhh … Gak bisa juga, ada kursi gak ya?" Ucap Tiara seraya melirik ke semua arah.

Bangku yang dicarinya tidak ada juga, akhirnya Tiara menyerah dan menunduk lemas, padahal dia menginginkan buku itu.

Tepat saat itu terlihat tangan panjang dengan kulit putih berotot dari arah belakangnya mengambil buku yang dia inginkan.

Tiara kaget dan langsung berbalik, seketika itu matanya tercengang melihat lelaki muda yang sangat dekat dengannya. Tubuh Tiara pun sampai bersandar di rak buku saking kagetnya.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Tiara dengan sedikit emosi seraya mendongak melihat pemuda tinggi itu.

Tanpa menjawab pertanyaan Tiara, lelaki itu menjulurkan buku itu ke arah Tiara. Setelah itu dia berbalik pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Terima kasih!"

Mendengar ucapan Tiara, pemuda itu berhenti, tanpa berbalik dia menganggukkan kepalanya sebagai respon ucapan terima kasih Tiara. Setelah itu dia pergi begitu saja hingga membuat Tiara tertegun menatap ke arah pemuda itu tanpa berkedip sedikit pun.

'Kenapa aku merasa tidak asing dengan sikap lelaki itu? Dia mengingatkan aku pada lelaki yang aku tabrak tempo hari. Sayang sekali aku tidak melihat wajahnya.' Batin Tiara.

"Ra.. Kamu kenapa melamun disini?" Rasty tiba-tiba mengejutkan Tiara dari lamunannya.

"Astagfirulloh kakak mengagetkanku saja. Oh ya, apa kakak sudah menemukan buku yang kakak cari?" Ucap Tiara dengan ekspresi terkejut.

"Iya, aku sudah mendapatkan buku yang aku cari."

Rasty mengangguk seraya menunjukkan buku yang sudah didapatkanya sambil tersenyum.

"Oh syukurlah. Setelah ini kita mau kemana?" Tanya Tiara.

"Kita bayar buku dulu. Setelah itu, aku akan membawamu ke tempat favoritku semenjak kuliah untuk makan siang." Jawab Rasty sambil menarik lengan Tiara.

Tiara mengangguk sambil tersenyum mengikuti kemana Rasty membawanya pergi.

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di sebuah rumah makan yang terletak di Kota Mataram dekat kampus lama Rasty yaitu UIN Mataram. Rumah makan itu cukup terkenal dan ramai juga karena harga makanannya sangat terjangkau.

"Kamu sudah memilih mau makan apa?" Tanya Rasty sambil menatap Tiara yang masih sibuk melihat menu.

"Sudah kok. Aku pesan lalapan Ikan, sama jus apel." Jawab Tiara sambil menyerahkan buku menu itu ke Rasty.

"Baiklah, aku akan memesan dulu sekalian mau ke toilet. Kamu tunggu sebentar ya!" Kata Rasty sambil berdiri dari duduknya lalu meninggalkan Tiara sendirian.

Tiara hanya mengangguk sambil tersenyum.

Sepeninggal Rasty, Tiara duduk sendiri seraya memainkan ponselnya. Tepat saat itu seorang lelaki terlihat berjalan menghampiri Tiara.

"Bukankah anda Ibu Guru Tiara?"

"Iya benar ... " Jawab Tiara seraya melihat orang yang menyapanya dengan heran.

"Hi … Apa kabar? Aku Ryan sahabatnya Ferdinan, masih ingat kan?" Kata Ryan sambil duduk di kursi seberang Tiara tanpa izin terlebih dahulu.

Tiara tampak berpikir dan mengingat-ingat sahabat Ferdinan yang pernah dikenalkan padanya.

"Ah iya, sekarang aku ingat. Hi Ryan, apa kabar?"

"Alhamdulillah baik. Oh ya, kapan kalian akan menikah?"

Pertanyaan Ryan membuat Tiara terdiam sejenak. Hatinya sesak mengingat janji pernikahan yang sudah terkhianati.

"Ummm … Kenapa anda terdiam? Atau jangan-jangan anda sudah tau tentang Ferdinan dan Rina ya?" Tanya Ryan dengan ragu setelah lama melihat Tiara terdiam.

"Kamu kenal Rina?" Tiara langsung merespon dengan cepat dan tingkat keingintahuannya mulai meronta-ronta.

Ryan menarik napas dalam karena dia sudah menduga kalau Tiara tau tentang hubungan Rina dan Ferdinan. Rasa kasihan pun muncul dalam hati Ryan karena dia tau seperti apa Tiara mencintai Ferdinan lewat cerita yang dia dengar dari Ferdinan sendiri.

"Tentu saja aku mengenalnya. Rina adalah teman kantor kami, aku mengenalnya ketika Ferdinan membawanya kumpul bersama kami. Setahuku mereka sudah pacaran selama dua bulanan gitu. Tapi anda tenang saja! Karena Ferdinan pernah bilang kalau Rina itu hanya selingan saja. Sementara yang akan jadi istrinya hanya anda."

"Kamu bilang sudah dua bulan?" Tanya Tiara dengan terkejut, sebab seingatnya sebelum Ferdinan menghilang sebulan yang lalu, dia masih bertemu dan makan bersama. Hati Tiara semakin sesak mengetahui kebenaran ini. Akan tetapi, kalimat terakhir Ryan membuat Tiara sedikit senang, karena bagaimanapun juga dia masih berharap bisa kembali bersama Ferdinan.

"Iya, itu sih yang aku dengar dari Rina. Ummm … Maaf jika perkataanku melukai hatimu! Aku tidak bermaksud seperti itu." Ucap Ryan merasa bersalah karena sudah ceplas-ceplos.

"Tidak apa-apa kok Ryan. Kalau aku sih yang penting Ferdinan bahagia. Jika dengan Rina dia bahagia itu sudah cukup buatku."

Tiara berusaha terlihat baik-baik saja di depan Ryan dengan berusaha menghadirkan senyum di wajahnya. Dia tidak suka rasa sakitnya sampai diketahui oleh orang karena dia tidak suka dikasihani.

'Sumpah demi apapun aku berbohong, aku tidak serius, aku hanya mencoba mengajarkan hatiku untuk menerima kenyataan. Itu saja. Aku tidak munafik kalau aku terluka. Woeee … Aku ingin teriak di hadapan mereka seraya mengatakan, kalau mereka menyakiti orang yang salah, tapi sayang hatiku menolak untuk melakukan itu.' Gumam Tiara sambil mempertahankan senyumannya.

"Baru pertama kali aku menemukan wanita seperti Anda. Tulus dan kuat. Beruntung Ferdinan mendapatkan cintamu dan rugi sekali jika sampai dia lebih memilih Rina daripada anda."

Ryan benar-benar mengagumi sosok Tiara yang terlihat kuat dan sabar meskipun dia tau kalau hati Tiara mungkin saja sudah remuk dan hancur.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C9
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen