Sedari tadi, ketika menginjak lobi, hingga sekarang di dalam lift, telinganya berdenging mendnegar gosip yang serupa.
"Astogeee. Cakep. Produk import, Say!"
"Lokal, ah. Cuma kulitnya emang putih banget."
"Lama di LN, kali. Makanya makin bening."
"Gue mah nggak tahu lagi cakepnya gimana. Gue dilempar senyum aja udah rontok hati gue."
"Namanya siapa? Siapaaaa?"
"Mana gue tahu!"
"Anak baru divisi manaaa?"
"Kalau gue tahu, gue nggak di sini, Oneng. Gue udah melipir ke lantai dia."
"Oh iya. Bener."
Lalu percakapan di dalam lift. Kali ini para lelaki.
"Anak baru itu datang sekarang?"
"Mana gue tahu."
"Di lobi kaum hawa udah ribut macem lebah. Blush on mereka makin tebel. Pas gue lewat tadi hampir mabok bau parfum campur nggak jelas."
"Pak Berry kemarin bilang gini 'besok bakal ada huru-hara di kantor, siapin payung'. Jadi ini yang dia maksud."
"Habis gini makin nelangsa kita."
"Gue mah emamg niat cari calon istri nggak sekantor, ya."