Kapitel 94: 1. Surat Untuk Reygan

Hari-hari tanpa ada kamu di sini, aku rindu.

Tempat-tempat yang aku singgahi, seperti bukan lagi tujuanku.

Banyak tawa yang coba mereka tawarkan, seperti bukan tawamu.

Lalu aku mulai mencarimu,

Aku hilang,

Tersesat, tanpa ada tangan yang menggenggam.

Aku menangis.

Tersedu, tanpa ada tangan yang menggenggam.

Lalu aku mulai mencarimu.

Banyak hal berubah, sedang kamu tidak.

Aku berubah, sedang kamu tidak.

Aku kalah, Nes.

Aku lelah mencari dan menangisi.

Aku lelah lari dari siapa pun, dari apa pun.

Dalam hangat dekapmu, aku ingin pulang.

Selamat datang di volume ke tiga, DEKAP.

****

Di malam-malam sunyi, kutemui dirimu terjaga dan tergugu. Aku bertanya-tanya apa gerangan yang membuatmu tercenung. Tak kudapati kata yang menyelip di antara hela napasmu. Kamu memilih bungkam, bahkan kepalaku. Padahal aku terus menunggu hingga kamu bicara dan mengadu padaku.