Nathan menerobos masuk ke kamar ayahnya. Tuan Drigory tengah duduk santai di balkon kamarnya sembari melihat-lihat ke tanaman melati. Ketika melihat bunga-bunga melati itu Nathan langsung teringat pada ibunya meskipun ingatan Itu hanya muncul sebagai foto saja.
Tuan Drigory menyadari kedatangan putranya. Ia tahu apa yang akan dikatakan oleh sang putra sehingga dia pun hanya diam mempersilahkan putranya masuk.
"Kenapa ayah membawa bedebah itu masuk ke sini? Aku tak peduli sekali mau mendirikan perusahaan penerbitan itu di kota ini tapi jangan biarkan orang itu tinggal saat dengan kita. Dia menggangguku dan Kimberly ayah. Terlebih cinta tidak suka padanya sejak pertama kali!" kata Nathan pada ayahnya.
"Duduklah kita bicara dengan kepala dingin," ujar Tuan Drigory.
Nathan pun mengikuti saran ayahnya. Ia duduk di dekat sang ayah sembari menatap tanaman-tanaman melati yang ada di balkon kamar ayahnya.