"Ada ada denganmu, Anak Manis?" Tuan Drigory tiba-tiba sudah berdiri di dekat Kimberly. Pria paruh baya, gagah nan tampan itu tak tega melihat seorang gadis menangis. Apalagi dia tahu kalau Kimberly adalah teman dari putranya. Tangannya menjulur menyentuh pundak Kimberly. Terasa sangat besar, dan juga hangat untuk Kimberly yang tak memiliki ayah.
Suara Tuan Drigory membuat Kimberly tak sanggup melanjutkan tangisnya. Ia segera menggunakan kedua tangannya untuk menghapus jejak air mata di kedua pipi Kimberly.
"Saya tidak apa-apa," jawab Kimberly.
"Oh?" Tuan Drigory tentu saja tak mudah percaya begitu saja ucapan Kimberly. "Kalau kau baik-baik saja aja. Seharusnya kau tak menangis, Gadis Cantik. Apa kau bertengkar di dengan ibumu? Kau masih tak suka ibumu bekerja di sini?" Tuan Drigory mencoba untuk bersikap baik pada Kimberly. Padahal dia tidak pernah seperti ini. Dia benar-benar mirip seorang ayah yang sedang bicara dengan putrinya.