Diam-diam Mu Siyin merasa khawatir, tapi tiba-tiba bunyi dering yang menenangkan membuatnya kembali sadar.
Dia mengeluarkan ponselnya dan melihatnya lebih dekat, itu adalah panggilan dari Shi Beiyu. Dengan sekejap, hati dingin itu tiba-tiba diselimuti oleh aliran kehangatan. Meskipun semua orang memfitnahnya, merundungnya, menghinanya, menertawakannya, menyebutnya jalang, membencinya dan menipunya, selama masih ada dia, Mu Siyin tidak akan takut. Shi Beiyu adalah cahaya di kehidupannya.
Mu Siyin sedikit mengatupkan bibirnya lalu mulai menyambungkan telepon-
Suara dingin yang menarik dari Shi Beiyu terdengar, "Sudah pulang?"
Mu Siyin merendahkan pandangan, dan mengangguk pelan, "Hm."
"Kontraknya sudah ditandatangani?"
Mu Siyin merenung dan menjawab dengan pelan, "Masih belum."
Shi Beiyu adalah orang yang peka. Setelah dua kalimat pendek ini, dia menyadari bahwa ada masalah yang terjadi.
"Apa yang terjadi?"