Kapitel 45: Desa Mati

Senja telah tiba kembali. Matahari memancarkan cahaya keemasannya ke seluruh alam mayapada. Semilir angin gunung berhembus dengan lirih. Membelai pepohonan dengan mesra.

Saat ini, Pendekar Jarum Hitam dan Pendekar Tongkat Lembah Liar sedang berada di sebuah desa kecil. Entah apa nama desa itu, yang jelas, desa tersebut berdekatan dengan daerah perbatasan.

Li Yong membiarkan Ang Ma berjalan perlahan. Hitung-hitung mengistirahatkan kuda kesayangannya itu. Pendekar Tongkat Lembah Liar juga berjalan di sisinya.

Kedua pendekar itu diam membisu. Masing-masing tidak ada yang bicara. Mereka mengawasi keadaan di sekitarnya.

Desa kecil itu seperti desa mati. Semenjak masuk desa hingga sekarang, rasanya belum dijumpai satu orang warga pun yang berada diluar rumah.

Ke mana perginya para warga? Apakah mereka ada di dalam rumah? Ataukah memang di desa itu, tidak ada penghuninya?