App herunterladen
82.97% A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia) / Chapter 39: Hilangnya Aleysa

Kapitel 39: Hilangnya Aleysa

"Itu dia taksi yang di taiki Aleysa. Aku ga boleh kehilangan jejaknya. Aku harus terus ikuti Aleysa dan menjaganya," ucap Ershad.

Sekarang ini Ershad sedang mengikuti taksi yang di taiki oleh Aleysa. Awalnya memang semuanya berjalan dengan baik. Aleysa turun dari dalam taksi nya dan kemudian masuk ke dalam swalayan. Di dalam swalayan juga semuanya berjalan dengan baik. Tidak terjadi apa-apa dengan Aleysa. Sampai akhirnya Aleysa selesai berbelanja dan akan pulang ke rumahnya. Aleysa menunggu taksi di depan swalayan itu. Tetapi tidak ada taksi yang lewat di sana.

"Aduh, kenapa ga ada taksi yang lewat ya? Atau jangan-jangan jarang ada taksi yang lewat sini ya?" pikir Aleysa. Tetapi walaupun begitu Aleysa terus menunggu taksi yang lewat.

Ketika Aleysa sedang menunggu taksi, tiba-tiba aja ada tiga orang yang datang menghampiri Aleysa. Dia menyekap Aleysa dan membawanya pergi dari sana.

"Tolong... Tolong...," teriak Aleysa tetapi tidak ada yang mendnegarnya.

*******

Sekarang ini Hans dan Emily sedang bekerja bersama. Mereka berdua sedang memantau perkembangan proyek usaha milik keluarga Hans. Tiba-tiba saja Emily mendapatkan pesan yang membuatnya merasa senang. Isi pesannya sebagai berikut :

[Ibu Emily. Kita udah berhasil membawa Aleysa pergi.]

Emily langsung tersenyum bahagia. Hans yang melihat Emily tiba-tiba tersenyum merasa ada yang aneh dengan dirinya.

"Bagus lah Aleysa udah berhasil di tangkap. Kalo kaya gini aku udah ga ada yang bisa halangi lagi hubungan sama Hans," ucap Emily di dalam hatinya sambil tersenyum.

"Kamu kenapa Emily? Kok tiba-tiba kamu senyum-senyum sendiri kaya gitu? Habis dapat pesan dari siapa si?" tanya Hans.

"Oh ini dari klien kita yang kemarin itu loh. Katanya dia mau terima kerja sama dengan perusahaan kita."

"Oh ya? Bagus lah kalo gitu."

"Iya."

Hans langsung percaya begitu saja dengan alasan yang diberikan oleh Emily.

"Untung aja aku emang ada klien yang mau kerja sama dengan perusahaan ini dan belum sempat aku kasih kabar ke Hans. Jadinya Hans ga curiga sama aku," ucap Emily di dalam hatinya.

Kemudian setelah itu Emily dan Hans melanjutkan pekerjaan mereka berdua. Karena biar bagaimana pun mereka berdua harus tetap kerja secara profesional. Atau kalo tidak, Neneknya Hans bisa sangat marah dengannya.

********

Sekarang ini Aleysa sedang berada di dalam mobil yang sudah menculiknya. Tetapi Aleysa tidak tahu sekarang ini dia ada dimsna. Karena matanya di tutup dengan kain. Sedangkan kedua tangan dan kakinya juga di ikat dengan tali rafia. Serta mulutnya di lakban sehingga Aleysa tidak bisa berteriak untuk meminta tolong.

Ershad sedari tadi memang mengikuti Aleysa dari belakang. Tetapi ketika Aleysa di culik, Ershad tidak melihatnya. Karena kebetulan pada saat yang bersamaan ada sebuah sepeda motor yang menabrak mobil Ershad bagian depan. Sehingga motor itu menghalangi pandangan Ershad kepada Aleysa dan fokus Ershad juga terpecah untuk memantau Aleysa terus. Hingga akhirnya Ershad mulai curiga karena Aleysa tidak juga keluar dari dalam swalayan itu.

"Aleysa kenapa lama banget ya belanjanya? Atau jangan-jangan dia banyak belanjanya makanya kesusahan bawa belanjaannya? Kalo gitu aku samperin dia aja," pikir Ershad.

Akhirnya Ershad keluar dari tempat persembunyiannya. Dia masuk ke dalam swalayan dan langsung mencari Aleysa. Tetapi Ershad tidak menemukan Aleysa juga.

"Aleysa kemana ya? Kenapa dia ga ada di sini? Atau jangan-jangan dia udah pulang? Tapi dari tadi aku ga liat dia keluar dari swalayan ini. Lebih baik aku tanya kasirnya aja," pikir Ershad di dalam hatinya.

Ershad langsung menuju ke kasir swalayan itu untuk menanyakan keberadaan Aleysa.

"Permisi Mba."

"Iya Mas. Ada yang bisa saya bantu?"

"Mba. Tadi ada cewek yang belanja di sini dengan ciri-ciri orangnya tingginya se-bahu saya, putih, rambutnya panjang warna cokelat gitu ga? Lebih jelasnya ini sebentar saya ambilkan dulu fotonya."

Ershad membuka handphonenya untuk menunjukkan foto Aleysa kepada kasir swalayan itu.

"Ini Mba orangnya."

"Oh iya tadi ada Mas. Dia belanja di sini. Dan dari tadi dia sudah keluar tuh Mas."

"Udah keluar?"

"Iya."

"Yaudah kalo gitu terima kasih banyak ya Mba."

"Iya Mas, sama-sama."

Ershad langsung kembali ke dalam mobilnya. Ershad segera kembali pulang ke rumah Hans. Karena dia mengira jika Aleysa sudah pulang ketika ada pengendara motor yang menabrak mobilnya sehingga Ershad tidak mengetahui kepulangan Alyesa. Setibanya di rumah kebetulan sekali Ershad bertemu Catline di depan rumah.

"Catline, Catline," panggil Ershad.

"Kak Ershad. Iya kak, kenapa?"

"Kak Aleysa udah pulang ke rumah kan?"

"Belum tuh."

"Kamu yakin kalo kakak kamu itu belum pulang ke rumah?"

"Iya. Kan aku dari tadi di sini ga kemana-mana. Emangnya kenapa kak?"

"Jadi tadi kak Aleysa pergi ke swalayan, tapi ga mau aku anterin. Tapi karena aku khawatir sama dia, akhirnya aku ikutin dia dari belakang. Tepat di depan swalayan kak Aleysa ga keluar-keluar. Waktu aku tanya ke kasirnya katanya udah keluar dari tadi. Ternyata dia belum sampai di rumah ya? Terus kak Aleysa kemana dong?"

"Ya aku juga ga tau kak. Aku jadi takut terjadi apa-apa deh sama kak Aleysa."

"Yaudah kalo gitu aku cari kak Aleysa dulu ya."

"Aku ikut."

"Yaudah oke. Ayo."

Ershad dan Catline langsung pergi berdua untuk mencari keberadaan Aleysa. Pertama-tama mereka berdua mencari Aleysa di sekitar swalayan tempat belanja Aleysa tadi.

*******

Sekarang ini Aleysa sudah berada di sebuah rumah kosong. Aleysa di sekap di sana. Penutup mata dan mulut Aleysa juga sudah di buka. Tetapi tetap saja Aleysa tidak mengetahui siapa yang sudah menculiknya kali ini.

"Kalian siapa? Saya ga kenal sama kalian. Lepasin saya," teriak Aleysa.

"Udah lebih baik lu diam aja. Percuma lu mau teriak sekencang apa juga ga akan ada yang bisa tolongin lu. Hahaha."

Setelah itu ketiga orang laki-laki yang menculik Aleysa keluar dari ruangan itu. Mereka mengunci pintunya dan membiarkan Aleysa di sekap di dalam sana. Aleysa terus berteriak untuk meminta tolong tetapi tidak ada uang bisa mendengarnya dan tidak ada yang bisa menolongnya.

"Tolong... Tolong.... Lepasin saya tolong..."

Aleysa terus berteriak hingga akhirnya suaranya semakin lama semakin habis dan tenggorokan Aleysa merasa sakit. Aleysa sudah tidak bisa berteriak lagi dan sekarang Aleysa lebih memilih untuk diam.

"Ya Tuhan. Tolong aku ya Tuhan. Keluarkan aku dari dalam sini. Hans, tolong aku Hans. Aku butuh pertolongan kamu," ucap Aleysa di dalam hatinya. Karena kelelahan akibat terus berteriak sedari tadi, sekarang ini Aleysa jatuh pingsan. Aleysa sudah tidak bisa melakukan apa-apa kecuali berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

-TBC-


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C39
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen