"Kehidupanku di dunia itu, terasa bertahun-tahun lamanya, bahkan sampai aku dewasa dan bertemu Maika sebagai kekasihku. Sungguh, aku begitu bahagia di sana. Andai saja duniaku sama dengan dunia itu, mungkin aku akan sangat bahagia. Sayangnya, aku terbangun ketika aku sudah dewasa, dan melihat ada Papa yang tampak baik. Namun beberapa kemudian, ada Papa asliku yang datang. Ya, halusinasi itu muncul setelah aku bangun dari koma, membuatku kesulitan untuk membedakan mana orang asli, mana benda asli atau penglihatan yang sebenarnya. Aku tak tahu, sampai-sampai halusinasi itu sangat mengganggu aku. Beberapa hari setelah bangun dari koma, aku dinyatakan gila oleh orang sekitarku," imbuhku. Sesekali aku menatap mereka, ternyata mereka hanya menundukkan kepala. Mungkin ada suatu hal yang mereka pikirkan tentang aku. Aku bukan seorang cenayang yang tahu apa yang dipikirkan oleh seseorang.
"Apakah kau sempat ketakutan sekali ketika melihat Papamu atau Fievero?" tanya Arata. Aku mengangguk.