"Mana aku tahu apa yang terjadi kepada tubuhku. Semuanya terjadi tanpa aku sadari. Berkas itu adalah bukti dari hasil pemeriksaan yang aku jalani dan dokter sudah memastikan diagnosisnya. Aku tak mungkin terus diam dan melakukan aktivitas seperti biasanya di tengah-tengah rasa sakit yang aku rasakan. Bahkan sampai tidak tahan saat rasa sakit itu menyerang. Belum lagi gejala lainnya yang sebelumnya tak pernah aku rasanya, muncul satu persatu. Aku hanya bergantung kepada obat yang diberikan oleh dokter, tetapi tidak bisa mengurangi rasa sakit itu. Apakah kau mau aku bekerja dan membuat kesalahan akibat berusaha menahan sakit yang menyerangku? Tidak, bukan? Hanya operasi yang mungkin bisa mengurangi rasa sakitnya. Dengan begitu aku bisa bekerja lagi tanpa harus kesakitan," jelasku panjang lebar membuat Papa mendengkus kesal. Aku tahu dia tidak terima, tapi inilah yang terjadi kepadaku.