"Kau hampir membuatnya celaka. Hanya karena dia bersikap seperti itu, kau sampai melakukan hal tersebut hanya demi kepuasanmu sendiri. Siapapun akan bersikap sama jika melihat pria biadab sepertimu!"
"JAGA MULUTMU ITU, REIZERO!" bentak Papa. Aku tak memalingkan wajahku. Kali ini emosiku ku biarkan meluap-luap sembari menatap tajam pria itu.