Di dalam apartemen, Jill melihat api yang berkobar di seluruh kota. "Kita harus membiarkan beberapa orang pergi dulu, apa rute pelarian yang Eddie minta kamu persiapkan, Karen?"
Karen menjawab sambil mengganti sepatu hak tingginya ke sepatu bot tempur. "Di atap sudah ada dua helikopter, seharusnya sudah cukup. Tapi saya tidak menyarankan untuk pergi sekarang, visibilitas kita terbatasi karena malam yang pekat. Ada juga kemungkinan bahwa mungkin kita akan diserang oleh burung gagak yang telah terinfeksi." Alasan mengapa Karen mengenakan sepatu hak tinggi tak lain karena Eddie menyukainya, jika tidak, dia tidak akan pernah mau memakainya. Selain tidak nyaman, hal ini juga menghalangi pergerakannya.
"Aku berencana untuk membiarkan Rebecca dan Katherine pergi terlebih dahulu. Untuk Yoko Suzuki dan lainnya, kita akan membuat mereka bersiap." Kata Jill, dia melanjutkan. "Awalnya aku ingin pergi menemui Emma dan Moira, tapi mereka tidak bisa dihubungi." Rencana Jill sudah ditetapkan, tapi apakah rencana ini akan berhasil atau tidak, dia akan mengusahakannya.
Alyssa ikut bergabung dalam percakapan. "Mari bertanya kepada Eddie dulu. Saya menerima pesan bahwa Umbrella telah mengirim senjata bio terbaru mereka, namanya Tyrant T-103, Stalker yang diprogram untuk membunuh orang yang selamat serta S.T.A.R.S."
"Akan sangat berbahaya untuk keluar sekarang, lebih baik kita menunggu aba-aba dari Eddie." Alyssa menyerahkan sebuah tablet yang berisi data yang dia maksudkan.
Jill melihat informasi tersebut, seketika dia langsung mengerutkan kening. Dari data tersebut, tertuliskan bahwa kemampuan Tyrant-103 sangat kuat, bahkan lebih kuat dari pada Tyrant yang pernah dia temui sebelumnya.
"Mereka juga sudah bersiap untuk membersihkan orang dalam yang ingin melarikan diri dari Umbrella. Di situasi kota yang kacau seperti ini, Umbrella pasti berpikir bahwa saat ini adalah saat yang cocok untuk mencoba kinerja T-103." Kata Yamatta dengan ringan sambil bersandar di dinding.
"Jika memang benar begitu, maka Eddie juga akan dalam bahaya. Aku akan menelponnya terlebih dahulu." Jill meraih telepon genggamnya dan mulai menelpon kekasihnya.
Eddie yang baru saja sampai di panti asuhan menerima panggilan telepon, saat ini adalah pukul tiga dini hari, "Sayang, ada apa?"
"Eddie, Umbrella telah mengirim senjata bio bernama T-103 untuk memburu mantan anggota tim penyelamat taktis. Kamu juga ada dalam daftar tersebut, situasimu sekarang sangat berbahaya. Kamu harus segera kembali dan kita akan pergi bersama dari kota ini." Jill berkata dengan nada khawatir.
"Hmm? Bukankah aku telah memberitahumu monster baru ini?" Eddie bertanya aneh, bukankah dia telah memberi tahu kekasihnya? Eddie melanjutkan, "Ngomong-ngomong, bisakah kamu memberi tahu Yoko Suzuki dan January untuk meretas sistem pengawasan Raccoon City untuk melihat di mana monster itu berada sekarang?"
"Setelah memastikan keberadaannya, kamu bisa pergi dengan helikopter kita. Bawa Katherine, Alyssa, Emma dan Moira bersamamu. Aku akan menemui kalian setelah menyelesaikan urusanku di sini." Eddie memberikan instruksi.
Sekarang adalah saat yang tepat bagi gadis-gadisnya untuk mengungsi, tidak perlu tinggal di kota ini lagi.
"Apakah kamu masih lama di sana? Kapan kamu akan kembali?" Walaupun Eddie sudah mencoba membuatnya tenang, tapi Jill tetap khawatir.
"Aku akan segera menyusul, jangan khawatir, tidak akan ada yang bisa membahayakan keselamatanku. Ngomong-ngomong, nanti aku akan mengirim Jessica untuk mengantar orang yang selamat (Flora)." Eddie menjelaskan secara singkat.
"Oke, kalau begitu berhati-hatilah. Aku akan meminta Suzuki dan January untuk mengkonfirmasi situasi Stalker terlebih dahulu." Jill menutup telepon. Karena Eddie bersama Jessica, dia merasa cukup lega. Dengan adanya Jessica dan Lisa, dia yakin bahwa tidak akan ada yang bisa membahayakan Eddie.
Setelah menutup teleopon, Eddie secara sepontan menepuk jidatnya, "Aku lupa. Claire, apakah kamu ingin kembali ke apartemen dulu? Kita punya helikopter yang bisa mengantarkan kalian keluar dari Raccoon City. Nanti setelah keluar dari kota, tunggu beberapa hari sebelum kamu menguhubungi saudaramu."
Claire langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku akan membantumu. Bukankah kita teman baik? Teman harus saling membantu!" Bukanlah Claire yang sesungguhnya jika dia mau melarikan diri tanpa membantu temannya terlebih dahulu.
"Huh, kamu tidak tahu seberapa berbahayanya tempat ini. Baiklah, terserah kamu, gadis bodoh." Eddie menjentik dahi Calire sambil tersenyum. Setelah itu dia berbalik ke arah Flora yang tinggi dan cantik seperti model, "Kamu akan kembali bersama istriku untuk keluar dari Raccoon City. Ngomong-ngomong, kamu harus memenuhi janjimu dengan bekerja kepadamu di masa depan."
Setelah mengetahui rahasia Eddie, Flora tidak memiliki pilihan lain untuk bekerja dibawah pria itu....
"Aku mengerti, kalau begitu berhati-hatilah di panti asuhan itu." Flora mengangguk, dia tidak merasa sedih ataupun bahagia. Sebagai seorang ibu tunggal, dia tidak bisa melakukan apa-apa di situasi seperti ini. Sungguh ibu yang malang.
"Jessica, kamu bawa dia kembali ke apartemen. Setelah kamu mengantarkannya ke sana, tunggu sampai Jill dan lainnya pergi menggunakan helikopter, setelah itu kembalilah kepadaku dengan Lisa. Jangan lupa untuk selalu memakai headphone agar aku bisa menghubungimu." Eddie memberikan tugas mudah kepada Jessica.
"Tentu." Jessica mengangguk, lalu dia membawa Flora masuk ke dalam mobil. Duduk di dalamnya, Jessica langsung menancap pedal gas. Mobilnya melaju dengan kecepatan yang sangat cepat.
Setelah mobil yang ditumpangi Jessica dan Flora menghilang di kejauhan, sekarang tinggal Svetlana, Claire dan Eddie saja.
"Kenapa kamu tidak bertanya kepadaku apakah aku harus pergi duluan atau tidak?" Svetlana tiba-tiba bertanya menggoda.
"Huh? Kamu telah setuju untuk hidup dan mati besamaku, jadi jangan pernah berpikiran untuk melarikan diri." Eddie membalas bercanda.
"Hmph, simpan perkataanmu itu untuk Claire. Aku tidak akan terpengaruh." Svetlana mengeluarkan Desert Eagle miliknya, dia siap untuk melawan musuh apa-pun yang ada di dalam gedung yang akan dia masuki.
Meski terlihat tidak setuju, tapi sebenarnya Svetlana sedang dalam suasana hati yang baik. Buktinya sudut mulutnya melengkung.
"Anda, anda pasti bercanda!" Claire menjadi agak malu. Dia masih belum mencapai 'tahap' itu dengan Eddie. Memang benar dia memiliki perasaan baik kepada Eddie, tapi hal ini masih terlalu cepat!
"Ayo, kita akan masuk." Eddie memimpin timnya dengan masuk melalui pintu. Mereka datang ke aula ruangan, di sana mereka telah disambut dengan beberapa zombie putih. Zombie putih itu adalah zombie mutan lainnya.
Mutasinya berfokus pada pemulihan diri yang cepat, jadi zombie itu lebih susah untuk dibunuh."
Seperti biasa, Eddie menggunkaan tendangan keras ke arah zombie-zombie itu. Tapi kali ini ada yang berbeda, entah kenapa zombie yang dia tendang langsung menembus dinding. Apakah kekuatannya telah meningkat?
"Oh, kamu menjadi lebih kuat. Setidaknya kamu butuh beberapa waktu untuk membiasakan diri dengan kekuatan baru itu. Kebetulan ada zombie-zombie di sini, kamu bisa melatih dirimu dengan mereka." Sekilas Svetlana langsung menangkap perbedaan kekuatan yang ditunjukkan oleh Eddie. Dia bertanya-tanya, apakah Eddie telah menyuntik dirinya lagi dengan Serum ketika dia tidak mengetahuinya?
"Aku tahu. Ladies, serahkan monster-monster ini kepadaku." Eddie dengan senang hati membunyikan buku-buku jarinya.
-----
read chapter 440 on;
patréon.com/mizuki77