Serangan cakar cepat dari Thanatos melaju ke Nemesis yang berjarak lebih dari dua puluh meter dalam waktu kurang dari dua detik!
Saat Nemesis menembakkan peluru roket, Thanatos menamparnya ke samping.
*Boom!*
Nemesis menendang Tyrant Thanatos dengan satu kaki, setelah itu dia berlari ke sosok Thanatos yang terbang.
Kedua Tyrant itu memulai serangan tanpa pandang bulu, tubuh mereka menabrak mobil sepanjang jalan.
Mobil hancur dalam satu serangan, tembok runtuh dalam satu tendangan.
Adegan ini sangatlah spektakuler, tidak pernah dibayangkan bahwa akan ada pertarungan antara kedua Tyrant yang berbeda.
Ketahanan mereka berdua sangat abnormal, dan mereka tidak berniat untuk menghindari serangan satu sama lain. Mereka berdua hanya menggunakan kekuatan fisik Tyrant mereka untuk menahan serangan lawan.
Adapun zombie-zombie yang kebetulan berada di tempat mereka bertempur, mereka telah mati karena dampak pertempuran Tyrant yang hebat itu.
"Ya tuhan, aku melihat dua monster bertarung?" Sienna terkejut dan merasa tidak percaya. Jika data ini bisa dijual, bukankah dia akan menghasilkan banyak sekali uang?
"Tetaplah fokus, masih ada banyak monster di kota ini." Caroline mengerutkan kening. Di sisi lain dia juga sedikit khawatir tentang keselamatan sang dermawannya, Eddie.
"Oke, serahkan monster itu kepada Dr. Mueller. Kita perlu memulihkan sistem catu daya dari gardu listrik." Jettingham mengingatkan anggota timnya untuk segera menyelesaikan tugas.
Ketika Echo Six dan Tyrant Thanatos sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Di sisi lain, Eddie sedang berjalan ke kantor polisi bersama Claire dan kedua bodyguard cantiknya.
Di sepanjang jalan, mereka melihat jejak Licker dan Hunter yang mengarah ke tempat Gardu Listrik.
Selain jejak itu, ada juga banyak zombie normal yang berkeliaran di jalanan, begitu juga dengan teriakan para orang-orang yang masih selamat.
Di depan restoran barat, pintunya telah diblokir oleh sesuatu. Sejumlah zombie mencoba menerobos pintu itu dari luar.
Claire menunjuk ke restoran barat itu dan berkata, "Eddie, mungkin ada orang di sana, apakah kita akan menyelematkan mereka?"
"Kita akan mencoba membersihkan zombie yang ada di luar, hal ini akan meringankan penduduk selamat yang bersembunyi di dalam."
"Setelah itu kita akan menyelesaikan tugas penyelamatan mereka kepada polisi yang ada."
Saat Eddie dan Claire mendiskusikan rencana mereka, tiba-tiba terdengar suara keras dari atas langit.
"Orang-orang yang selamat, silahkan pergi ke tempat parkir yang ada di atas gedung Lorne. Ada helikopter penyelamat yang akan menjemput anda!"
Sebuah helikopter terbang perlahan melintasi langit-langit kota. Suara peringatan keras itu terdengar berkali-kali.
"Claire, kita harus berbalik dan memutar melewati Gedung Lorne. Ada monster di mana-mana." Eddie menganalisa.
"Tidak masalah, aku akan megikutimu." Claire mengangguk. Mengambil pistol, Claire menjadi lebih serius.
Sekarang dia tidak terlalu takut lagi ketika melihat zombie, kualitas psikologisnya sangat kuat.
Keempatnya berbalik dan berjalan memutar menuju gedung itu. Pada saat ini, pintu restoran barat itu tidak lagi bisa menahan serangan zombie.
*Bang!*
Eddie menyelesaikan zombie-zombie itu dengan peluru pistol.
"Pria di depan, tunggu kami!" Dari lantai dua restoran, empat orang melompat keluar sambil menghindari zombie.
Mereka berlari cepat menuju orang-orang bersenjata yang mereka temui.
Ada tiga pria dan satu wanita cantik.
"Kamu tidak digigit oleh monster-monster itu, kan?" Eddie bertanya dengan hati-hati.
"Tidak, kami adalah pelanggan restoran. Tiba-tiba ada serangan yang terjadi!"
"Semua orang berubah menjadi monster pemakan manusia yang menakutkan itu. Apakah kalian akan mengungsi? Tolong bawa kami bersama kalian." Pria botak memohon.
"Tentu, tapi kamu harus bisa mengikuti langkah kita. Lebih baik cepat, orang-orang itu akan segera memperlakukan kita sebagai makanan mereka." Eddie mengangguk, setelah itu dia berlari lalu melompat ke atas bus.
Claire mengikuti dari belakang, saat dia melompat ke atas bus, tangannya langsung ditarik oleh Eddie ke atas.
"Terima kasih, Eddie."
"Tidak masalah, toh kita adalah teman. Teman perlu saling menolong." Eddie tersenyum. Dia senang membantu wanita cantik, adapun pria... Dia perlu memikirkannya dulu.
Svetlana dan Jessica juga melompat ke atas bus setinggi tiga meter dengan mudah.
Untuk kedua wanita kuat itu, mereka tidak perlu berlari, cukup berdiri di depan bus, lalu melompat.
"Kalian cepatlah, jika tidak, kita akan melewatkan helikopter itu." Eddie berteriak.
"Oke, tolong bantu saya, kawan!" Orang tua yang ada di kelompok orang selamat itu mengangguk. Kemudian dia berlari menuju bus.
Eddie membantu lelaki tua itu ke atas. Dilihat dari sikap serta keahliannya, nampaknya pria itu adalah seorang veteran.
"Anda cukup berpengalaman, apakah anda pernah berpartisipasi dalam perang?"
"Ya, nama saya adalah Bill." Pria tua itu mengangguk, kemudian dia berbalik dan membantu teman-temannya yang lain.
Dua pria lain naik terlebih dahulu, dan yang terakhir adalah wanita.
"Ayo Mizuo, tidak ada waktu lagi. Kita harus segera mengejar helikopter itu." Bill mengulurkan tangannya.
Pada saat ini, kendaraan di sebelahnya tiba-tiba meledak. Hal ini mengakitbatkan tubuh wanita itu terlempar di udara.
"Mizuo!" Teria Bill.
Tiba-tiba sosok cepat menangkap tubuh wanita itu.
"Fiuh~ Selamat." Eddie menghela nafas.
"Apakah wanita ini keluarga anda?" Eddie bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Dia adalah cucu perempuanku. orang tuanya telah meninggal dan menjadi monster. Aku menembak mereka." Bill berkata dengan sedih.
"Terimakasih telah menyelamatkannya, dia hanyalah seorang mahasiswi yang malang."
"Tidak masalah." Eddie mengangguk.
-----
read chapter 431 on;
patréon.com/mizuki77