Ardenio tersenyum, dia melihat jam
tangannya sejenak kemudian terkekeh.
"Santai aja kali, turnamen dimulai jam
delapan."
Cristal tidak tahu semalam dia bermimpi
apa, dia tidak menyangka akan melihat
senyuman Ardenio yang dulu sangat
dia dambakan. Cristal sungguh sangat
senang dengan perubahan sikap Ardenio
padanya. Dia berharap Ardenio akan
selalu seperti ini, selamanya.
"Eh iya, Verla nanti mau datang ke sini,
lo mau nemenin dia?" Ardenio bertanya
membuat kening Cristal mengerut.
Cristal tidak suka pikirannya diganggu
oleh nama orang yang dia benci. "Lo nggak
ingat? Gue bahkan sering buli dia, masa
gue nemenin dia sih?"
Ardenio mengedikkan bahu. "Gue kira
lo bakalan lupa sama sikap lo yang itu,
emang sekarang lo masih jadi pembuli?"
Cristal tidak menjawab. Dulu, dia menjadi
pembuli karena Ardenio kan? Dia tidak
ingin Ardenio dekat dengan gadis lain,
dia juga tidak mau Ardenio direbut
darinya.
Maka dari itu, sebisa mungkin