Sudah tiga minggu berlalu, tiga minggu pasca kemurkaan Ayu, tiga minggu pasca kepulangan dari malang, tiga minggu setelah menghabiskan waktu di taman dengan Sean. Siapa sangka, pertemuan itu menjadi pertama dan terakhir untuk Reva? Seab benar-benar mengalah, dia tidak lagi memaksakan khendaknya.
Senang? Bahagia? Tidak! Justru kini hidup Reva semakin terasa hampa dan berat. Mencari info kuliah sudah, tapi saat Reva mengajak Ayu berdiskusi, wanita setengah paruh baya itu menolak habis-habisan untuk membiayai. Semua kacau tak tersisa. Keinginan yang dulu Ibunya gadang-gadang ini telah dia tarik sepihak.
Kini Reva layaknya sampah. Sampah yang dibuang dari sana sini. Kenapa di saat Reva ingin berubah, Ayu pun ikut berubah? Apa semuanya terlambat? Apa tidak ada kata maaf lagi? Reva sudah menjauh dari Sean, Reva sudah memilih Ayu, tetapi kenapa Ayu masih mempertahankan egonya sampai detik ini?