Usapan lembut terus Sean berikan di pucuk kepala Reva. Wanitanya belum sadar, masih terlelap dengan damai. Walaupun dokter bilang tidak apa-apa, tetap saja Sean sangat khawatir. Bagaimana kalau wanitanya tidak mau bangun? Bagaimana kalau di sana dia menemukan hal menyenangkan? Mengingat Reva sangat aktif, bisa saja dia betah di sana.
Sampai detik ini Sean tidak mengerti, kenapa bisa Reva keracunan? Apa dia beli makan sembarangan? Perihal makanan itu sendiri sudah Sean urus, sudah dia berikan kepada pihak rumah sakit untuk diuji.
Entah ini keteledoran atau ada yang sengaja, Sean akan tetap mengusutnya nanti. Masalah ini benar-benar fatal, bisa mencelakai Reva dan juga calon anaknya. Sean tidak tahu bagaimana nasib mereka kalau tadi telat datang.
"Bangun, Re, kamu ga pantes kalem seperti ini."
"Udah saya bilang, bersikaplah dewasa. Kenapa sampai makanan aja asal sih? Pantes kamu dibilang bocah, karna kamu memang terlalu bocah dalam segi apapun."