"Yakin mau begini aja?" tanya Sean dengan suara serak khasnya. Hampir dua jam mereka berdua sampai apartemen, sudah dua jam pula keduanya kembali bergelut panas tanpa rasa lelah sedikitpun.
Reva yang sedang asik bersandar di pundal polos milik Sean seketika mendongakkan wajah. Niatnya ingin menjawab, akan tetapi Sean sudah lebih dulu menyesap bibirnya dengan lembut.
"Kenapa menatap saya seperti itu?"
"Mau ronde keempat?" Reva menaik-naikan alisnya menatap Sean. Hilang sudah semua kepolosan Reva, kini yang tersisa hanya keliaran membabi buta.
Sean terkekeh, tentu saja dia akan mengangguk. Bagi Sean, tidak akan ada kata lelah untuk sebuah kenikmatan. Akan tetapi, Sean cukup tahu diri kalau wanita di sampingnya masih kelelahan karena tiga ronde yang baru saja terjadi.
"Istirahatlah, saya tau kamu capek." Sean mengecup pucuk kepala Reva.