Kapitel 102: Surat Bukti Kemandulan

"Ma, kenapa Kak Kiano tega sama aku kayak gini." Jeje merintih kesakitan. Akibat kemarahan Kiano kemarin membuat Jeje terluka. Bahkan kini dia tidak bisa melakukan apa-apa karena cidera di kakinya.

"Kamu yang sabar ya, mungkin Kakak kamu lagi ada masalah. Sehingga melampiaskan ke kamu sampai seperti ini."

"Iya, Ma. Lalu bagaimana nanti aku mau pulang ke Singapura. Kalau kaki aku sendiri belum bisa normal untuk berjalan."

"Mama akan lakukan yang terbaik dengan pengobatan kamu."

"Terima kasih, Ma."

"Je, Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan sampai membuat Kiano begitu marah sama kamu?" Tiba-tiba papa datang menanyakan hal itu.

"Hem, tidak ada masalah apa-apa kok, Pa."

"Jangan bohong. Pasti kamu sudah melakukan kesalahan. Jika tidak, mana mungkin Kakak kamu sampai marah seperti kesurupan seperti itu."

"Iya, Je. Coba katakan saja yang sejujurnya dengan mama dan papa. Kami janji tidak akan marah soal ini." Bujuk Mama sembari mengelus rambut Jeje.