Srek!
Srek!
Srek!
Suara langkah kaki Pangeran Adipangga, Putri Sintawati dan anaknya si Putri Larasati meninggalkan ruangan singgasana istana.
"Ayo semuanya masuk," kata Pangeran Adipangga masuk menaiki kereta.
"Iya kanda, sini bunda pangku sayang," kata Putri Sintawati memasuki kereta dan memangku buah hatinya.
"Iya bunda," kata Putri Kinaya.
"Prajurit ayo berangkat!," teriak kusir kereta sambil memecut kudanya kuda kereta itu berjalan.
Ketokrek!
Ketokrek
Ketokrek!
Suara kereta itu berangkat ke kerajaan Pringsewu dengan di kerek dua kuda. Serta ada beberapa prajurit yang mengawalnya dari belakang sambil menaiki kuda. Kereta itu berjalan menyusuri hutan Semeru. Dan melewati hutan Pringsewu. Dedaunan hijau seakan melambai-lambai tertiup angin. Tanaman itu seakan mengucapkan kata selamat tinggal bagi kereta yang melewatinya. Sinar matahari yang menyengat tanah pada sembilan puluh derajat menerpa kereta yang lewat dengan memberkas bayangan datarnya.