Nadia pun langsung memasaknya, tanpa ditambahkan telur ataupun sayur.
"Ya ... beginilah nasib jadi seorang mahasiswa ngekos dengan uang yang pas-pasan," batin Nadia sembari tersenyum menertawakan dirinya sendiri.
"Dasar Nadia," batinnya sendiri.
"Kapaan ya Allah ... kehidupanku nanti bakalan berubah menjadi lebih baik?" gumam Nadia sendirian di dapur kecil yang tersedia dengan kompor satu tungku saja. Itupun kompor yang sengaja sama-sama dipakai buat bertiga.
"Alhamdulillaah ... akhirnya makan juga," batin Nadia yang sejak makan siang di perusahaan tadi, dia sama sekali belum sempat makan. Kesibukan di toko serta pikiran yang bercabang-cabang membuat Nadia sering lupa memikirkan makannya. Memang semua itu pasti ada negatif dan positifnya.
"Maama ... makan pisang goreng atau gembus Ma?" tanya Mas Huda.
"Waduh ... kok gorengan semua?" batin Mama Riri.