Akhirnya... Martin tidak bisa berpikir lagi. Gejolak gairahnya menggantikan kerja otak logisnya.
Srek. Bruk.
Tiba-tiba, secepat kedipan mata, Martin mengubah posisinya yang awalnya terdesak, berubah menjadi pemangsa. Kini tubuh Nina terbaring pasrah di sofa dengan Martin menjulang diatasnya.
"Apa kamu tahu apa yang kamu minta, Nina?" desis Martin seraya mengelus pipi gadis itu. Martin tersenyum miring melihat Nina yang menegang kaku.
Sebagai jawaban, kepala Nina hanya bisa mengangguk dan menggeleng-geleng bersamaan. Nina terhipnotis dengan mata lembut dan sikap Martin yang merayu. Nina tidak bisa memahami sepenuhnya, ucapan pria yang sedang menindih tubuhnya di sofa. Nina menggertakkan gigi, menahan erangannya saat tubuh lembutnya menempel erat dengan tubuh keras Martin. Kupu-kupu berterbangan di perut Nina.
Saat ini, Nina sangat menginginkan sentuhan jemari Martin yang sudah bergerilya, merabanya dengan ahli di leher dan diatas dua gundukan lembutnya.