BAB 26 : " KARENA AKU MENYUKAIMU"
Setelah Sheng Zhongshan meninggalkan ruangan, barulah Sang Ratu menghela napasnya sambil memijat-mijat keningnya.
Yang membuat Chu Huang Yan menolak permintaan dari Sheng Zhongshan untuk menghukum Jenderal Xue adalah dirinya yang masih belum bisa menyentuh Bai Xue Jian. Jangankan menghukum, mengganggu pun saat ini masih belum berani dilakukan.
Kekuatan militer kerajaan Wei masih berada di bawah kendali Bai Xue Jian. Sedangkan Chu Huang Yan baru memiliki kekuatan setengah dari petugas pengadilan dan para menteri. Masih tak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki Bai Xue Jian yang setia kepada Kaisar Hui.
Jadi Ratu Qing Yun memutuskan untuk tidak berbelas kasih pada Perdana menteri yang tadi memohon padanya. Sang Ratu mengabaikan kerabatnya sendiri demi melindungi status tinggi yang masih harus dipertahankan.
Lagi pula Ratu Qing Yun telah mendengar kabar kalau Nona pertama Sheng telah diseret paksa keluar dari Istana Timur atas perintah dari Putra Mahkota, Helian Chen. Wanita yang sudah membuat malu itu mana bisa menjadi calon Permaisuri Putra Mahkota lagi di masa depan.
"Ratu, tenangkan diri anda."
Tiba-tiba ada seorang pria yang muncul entah dari mana dan langsung memijat bahu Sang Ratu. Meskipun pria tapi suaranya terdengar merdu, tidak kalah seperti perempuan.
"Jika nona pertama Sheng tidak bisa menjadi Permaisuri, masih banyak nona keluarga terhormat lain yang bisa, kan? Putra Mahkota juga akan memiliki banyak selir nantinya. Sekarang dia masih belum mengerti saja tapi nanti Istana Timur pasti akan dipenuhi banyak selir yang disayangi Putra Mahkota," sambung pria itu sambil memijat-mijat bahu Ratu Qing Yun dengan perlahan.
Mendengar perkataan pria tadi Sang Ratu mulai merasa baikan. Apalagi setiap pijatan pria itu telah menghilangkan rasa lelah yang diderita akibat mengurusi masalah kerajaan.
"Aku berharap itu benar. Chen'er ku kenapa bisa mencintai Bai Xue Jian sampai menjadi gila. Anak itu meminta pernikahannya sendiri dan tidak mau dijodohkan. Benar-benar membuat orang pusing kepala," ungkap Sang Ratu.
Pria yang sedang memijat Ratu kemudian menghentikan aktivitasnya dan berjalan ke sampingnya. Pria tersebut membungkuk sambil menarik kedua tangan Sang Ratu untuk mengalung di lehernya.
Chu Huang Yan merespon dengan berdiri dengan kedua tangan yang telah mengalung pada leher pria itu. Tanpa dirasa pria itu duduk di kursi dan menjatuhkan Ratu Qing Yun ke dalam pangkuannya.
"Yang mulia bisa membagi semua beban anda padaku. Yihan siap untuk mendengarkannya," ujar pria itu.
Seketika wajah yang tadi lusuh menjadi segar kembali. Mana ada wanita yang bisa tahan dari godaan pria tampan. Pria yang mendekapnya dalam pangkuan ini sangat tampan dengan bentuk tubuh yang sempurna.
Semua masalah seakan hilang ketika berhadapan dengan keindahan duniawi ini. Wajah tampan yang mempesona telah berhasil memikat hati Sang Ratu yang sebenarnya sudah tidak muda lagi.
"Kau memang pria yang paling bisa menghibur diriku. Tidak sia-sia aku menyelamatkanmu dari rumah Bordil," kata Sang Ratu.
Tangan kanannya mulai bergerak nakal menyentuh wajah pria bernama Yihan itu. Matanya tidak hanya fokus pada wajah pria tersebut tapi kini mulai beralih ke bawah. Dada kekar yang terlihat sedikit terbuka, itu yang membuatnya semakin tak sabar ingin menikmatinya.
Sebenarnya Yihan adalah seorang gigolo dari rumah Bordil. Pria itu diselamatkan oleh Chu Huang Yan ketika pemilik rumah Bordil sedang melelangnya. Chu Huang Yan membelinya dan membiarkan pria gigolo itu untuk melayaninya di Paviliun Yu Xi.
"Malam ini layani aku dengan baik."
***
Kediaman Chunshi.
Di kamar Pangeran Xuan, Bai Xue Jian sedang memeriksa denyut nadi suaminya. Mengecek apakah semua racun yang ada di tubuh Sang Pangeran telah hilang sepenuhnya atau belum.
"Semuanya baik-baik saja," kata Bai Xue Jian sambil mengangguk-angguk dan tetap memeriksa denyut nadi yang ada di tangan kanan Pangeran Xuan.
'Separuh racunnya hilang bukan karena obat tapi bisa hilang dengan sendirinya. Aku benar-benar bingung dengan tubuh Pangeran Xuan,' batin Bai Xue Jian.
Jika terus dipikirkan, Bai Xue Jian sama sekali belum menemukan jawaban dari keanehan ini. Ratu telah meracuni Pangeran Xuan tapi anehnya separuh racunnya telah dikeluarkan oleh Pangeran Xuan melalui setiap helaan napas.
Pertama kali memeriksa kondisi kesehatan Pangeran Xuan, Bai Xue Jian merasa bingung karena selalu mencium bau racun dari setiap udara yang dihembuskan oleh Pangeran Xuan. Ternyata racun yang ada di tubuh bisa dikeluarkan sendiri dan pulih perlahan-lahan tanpa memerlukan penawarnya.
"Aku ini anak yang baik. Aku tidak mau sakit dan merepotkan Jian'er lagi," ungkap Helian Qi sambil menyombongkan dirinya sendiri.
"Pfftt!" Bai Xue Jian jadi menahan tawanya sendiri mendengar kesombongan dari suaminya itu.
"Kenapa Jian'er tertawa?! Aku ini memang pria yang kuat dan tidak lemah!"
Helian Qi yang melihat Bai Xue Jian menahan tawanya malah berubah menjadi kesal. Dirinya tak terima karena merasa temannya itu tidak percaya dengan ucapannya tadi.
"Iya, iya. Qi memang yang paling kuat," ungkap Bai Xue Jian yang akhirnya berhenti tertawa.
Tangannya mengelus kepala Sang Pangeran. Tanpa sadar Bai Xue Jian telah memanggil Pangeran Xuan dengan nama aslinya. Keakraban ini membuatnya semakin nyaman ketika berbicara dengan suaminya.
Pangeran Xuan yang mendapatkan perlakuan ini malah tertegun. Matanya tak henti-henti memandang wajah cantik Bai Xue Jian yang sedang mengelus-elus kepalanya. Rasa hangat dari setiap belaian membuat Pangeran Xuan seperti mendapatkan kasih sayang yang telah lama hilang dari dirinya.
"Saya bisa melihat ketulusan hati Jenderal Xue kepada anda. Saya berharap anda bisa mempertimbangkan untuk menerimanya di sisi anda, Yang Mulia."
Tiba-tiba ucapan dari tabib Dewa Fan Bai terngiang kembali di kepala Helian Qi. Melihat Bai Xue Jian yang tersenyum kecil sambil membelai kepalanya membuat Helian Qi merasakan ketulusan yang dikatakan tabib Fan Bai padanya.
Jantung pun berdegup dengan kencang ketika manatap Bai Xue Jian semakin dalam. Helian Qi jadi tak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan tidak tahu sedang dirasuki apa dirinya sekarang.
"Jian'er ... Aku ini orang bodoh, kenapa kau mau berteman denganku ...?" tanya Pangeran Xuan dengan suara yang terdengar berat.
"Hmm ... Mungkin karena aku menyukaimu," jawab Bai Xue Jian sambil semakin melebarkan senyumannya.
Dag dig dug ...
Jantung Helian Qi semakin tidak terkendali. Wajahnya yang tertegun bahkan berubah menjadi sedikit merah ketika melihat Bai Xue Jian yang tersenyum manis di depan matanya.
Pertama kali mendengar seorang wanita mengatakan menyukainya. Helian Qi dibuat tak karuan dengan ungkapan cinta yang dikatakan wanita yang resmi ia nikahi itu.