BAB 24 : MENJADI WANITA CACAT SEUMUR HIDUP
Dengan keahlian yang dimiliki Bai Xue Jian, akhirnya adik perempuan Shan Dai dapat diobati. Dengan memerlukan beberapa obat herbal yang harus diminum setiap hari, maka itu akan membuat tubuh Shan Rui bisa pulih secara perlahan-lahan.
Sementara di tempat lain, tepatnya di kediaman Perdana menteri, Sheng Zhongshan mendapatkan kabar kalau putrinya dinyatakan bersalah oleh pihak pengadilan negeri. Setelah melakukan penyelidikan dan penjelasan beberapa saksi, Sheng Qian Qian dan pelayannya resmi dinyatakan bersalah. Mereka mendapatkan hukuman dipukul dengan tiga puluh pukulan di aula pengadilan negeri.
Sheng Zhongshan yang mengetahui hal itu merasa terkejut. Nama baik keluarga Perdana menteri yang selama ini dijaga telah ternodai oleh kelakuan buruk putrinya sendiri.
Kediaman Perdana menteri.
Sheng Qian Qian baru saja diantar kembali ke kediaman Perdana menteri setelah mendapatkan hukumannya. Dia berjalan dengan dipapah dua orang pelayan karena seluruh tubuhnya tidak memiliki tenaga untuk bergerak.
"Qian'er! Qian'er! Apa akau baik-baik saja, putriku?"
Seorang wanita datang menghampiri Sheng Qian Qian yang sedang dipapah. Tidak lain wanita itu adalah Chu Rong Chan, Ibunya. Dia terlihat mencemaskan putrinya setelah melihatnya sendiri keadaan Sheng Qian Qian.
"Cepat antar Qian'er ke kamarnya!" perintahnya pada dua pelayan yang memapah Sheng Qian Qian.
Setelah Sheng Qian Qian dibaringkan di ranjang kamarnya, tidak lama Sheng Zhongshan datang bersama seorang tabib keluarga. Dengan perintahnya, Sang tabib berjenggot panjang itu segera memeriksa keadaan Sheng Qian Qian yang terus merintih kesakitan.
Sudah memeriksa denyut nadinya, tabib itu tampak menghela napasnya. Wajahnya juga terlihat lemas seperti telah mengetahui sebuah malapetaka yang akan datang.
"Bagaimana keadaan Qian'er? Dia baik-baik saja, kan?" tanya Nyonya Sheng.
Bukan hanya dirinya tapi semua orang yang berkumpul di kamar ini juga begitu penasaran dengan kondisi kesehatan Sheng Qian Qian. Mereka semua menantikan diagnosa dari tabib keluarga tersebut.
"Nona pertama terluka begitu parah. Dia menghadapi tiga puluh pukulan pada tubuhnya yang lemah. Takutnya itu akan ..."
Sang tabib tampak ragu untuk mengatakan hal selanjutnya. Namun Sheng Zhongshan langsung berteriak untuk meminta kejelasannya, "ada apa dengan putriku?!!"
"Nona pertama mungkin tidak akan bisa berjalan atau cacat seumur hidupnya," sambung Sang tabib dengan suara lemas.
"Apa?!"
Semua orang secara serentak terkejut setelah mendengar perkataan Sang tabib. Chu Rong Chan dengan cepat duduk di bibir ranjang dengan tubuh yang ikut tak bertenaga. Anak yang satu-satunya dilahirkan ternyata akan menjadi orang cacat dan tidak akan memiliki masa depan yang cerah.
Namun kesedihan tiba-tiba berubah menjadi kemarahan. Chu Rong Chan mulai murka dan tidka terkendali. Wanita itu tiba-tiba mencekik leher tabib sambil berteriak, "pasti ada obat yang bisa mengobati Qian'er!!! Cepat berikan!!!"
"Ukkhh!!! Tidak ... Ada obatnya!!! Lepas ... Lepaskan aku ...!" Sang tabih berusaha menjelaskan pada Nyonya Sheng tapi penjelasan malah membuat cekikan wanita itu semakin kencang di lehernya.
"Pelayan! Tangkap Nyonya Sheng!"
Sheng Zhongshan yang melihat istrinya tidak terkendali langsung memerintahkan para pelayan untuk menghentikannya. Ditarik oleh beberapa pelayan, akhirnya cekikan itu dapat terlepaskan. Sang tabib mengatur pernapasannya yang tadi terasa sangat sesak karena dicekik terlalu kuat oleh Nyonya Sheng.
"Bawa Nyonya Sheng kembali ke kamarnya!!" perintah Sheng Zhongshan.
"Baik!"
Para pelayan itu menahan tubuh Chu Rong Chan sambil menariknya keluar. Chu Rong Chan terus menerus memberontak tidak ingin kembali ke kamarnya. Yang diinginkan ialah agar tabib dapat mengobati putrinya supaya tidka menjadi orang cacat.
Walaupun secara paksa, para pelayan sudah diperintahkan untuk membawa Chu Rong Chan kembali ke kamarnya. Terpaksa menyeretnya dengan paksa keluar dari kamar Sheng Qian Qian meskipun Sang Nyonya terus berteriak tak karuan.
"Lepaskan aku!!! Putriku tidak boleh cacat!!! Putriku tidak boleh cacat!!!"
Suara teriakannya sudah mulai tak terdengar di telinga lagi. Sheng Zhongshan menghela napasnya dengan berat dan memerintahkan, "biarkan nona pertama istirahat beberapa hari."
Pria yang memiliki kekuasaan Perdana menteri itu keluar dari kamar Sheng Qian Qian beserta beberapa pelayan dan tabib. Di luar pintu, pria itu melihat dua orang wanita yang berdiri di luar kamar Sheng Qian Qian.
Dua orang wanita itu adalah selir dan juga putrinya yang lain. Sheng Zhongshan mendekati mereka dan memberikan aba-aba pada beberapa orang di belakangnya untuk pergi.
"Tuan, bagaimana keadaan Nona pertama? Saya tadi melihat Nyonya berteriak mengatakan Nona pertama cacat. Apa itu benar? tanya Si selir yang bernama Han Lin Yan.
"Benar. Nona pertama akan selamanya menjadi wanita cacat yang tidak berguna. Sekarang tidak akan bisa mengharapkannya menjadi Permaisuri Putra Mahkota lagi," kata Sheng Zhongshan.
Han Lin Yan yang mendengar hal itu tersenyum kecil dan mulai menyela, "tuan tenang saja. Ada Jiu'er yang sama cantiknya dengan nona pertama. Jiu'er pasti bisa mendapatkan hati Putra Mahkota dan menikah dengannya."
Pandangan Sheng Zhongshan beralih pada putrinya yang satu lagi, Sheng Jiu Jiu yang berdiri di samping selir Han. Sheng Zhongshan lupa kalau dirinya memiliki dua putri yang memiliki kecantikan luar biasa. Jika nona pertama tidak bisa diandalkan, maka tidak masalah menikahkan nona kedua untuk menjadi Permaisuri Putra Mahkota.
"Jiu'er, mulai sekarang kau harus menjaga sikapmu. Jangan sampai melakukan kesalahan yang sama seperti nona pertama."
Setelah mengatakan hal itu, Sheng Zhongshan pergi meninggalkan mereka berdua. Perkataannya telah memiliki makna kalau dia setuju menjadikan putri keduanya untuk pergi ke Istana Timur dan menjadi permaisuri.
"Ibu, akhirnya impianku terwujud untuk menjadi Permaisuri Putra Mahkota. Langit benar-benar menjawab doa ku," ungkap kebahagiaan Sheng Jiu Jiu.
"Benar. Keberuntungan telah datang sendiri pada kita. Mulai sekarang kau harus menggunakan kesempatan ini dengan baik. Dekati Putra Mahkota dan buat dia jatuh cinta dengan kecantikanmu."
***
Kediaman Perdana menteri telah dibuat kacau oleh masalah yang terjadi dan menimpa Sheng Qian Qian. Satu sisi ada yang merasa sedih sampai tidak terkendali, tapi ada juga yang malah merasa senang dan diuntungkan.
Namun yang pasti dendam telah tumbuh di dalam hati Sheng Zhongshan kepada Bai Xue Jian. Biar bagaimanapun akar masalah ini muncul karena Bai Xue Jian yang melaporkan Sheng Qian Qian pada pengadilan negeri dan diselidiki kasusnya. Membuat kediaman Perdana menteri menjadi pembicaraan banyak orang dan telah ternodai.
Dendam ini harus dibalas kan. Mungkin bukan hanya Sheng Zhongshan yang memiliki kebencian tapi pada Nyonya Sheng juga. Entah kegilaan apa yang akan wanita itu lakukan pada Bai Xue Jian karena telah membuat putri semata wayangnya menjadi cacat.