App herunterladen
8.14% Jatuh Cinta Dengan Pangeran Bodoh / Chapter 22: MENEGAKKAN HUKUM YANG ADIL

Kapitel 22: MENEGAKKAN HUKUM YANG ADIL

BAB 22 : MENEGAKKAN HUKUM YANG ADIL

"Saya, Xiao Zheng Zi memberi hormat pada Jenderal Xue."

Petugas pengadilan yang mengenal Bai Xue Jian segera memperkenalkan namanya sambil memberikan salam hormat pada Sang Jenderal.

Pria yang masih terbilang muda itu membuat para petugas pengadilan lainnya juga mengikutinya memberi salam hormat kepada Bai Xue Jian.

"Oh ... Ternyata kau kapten penyelidik Xiao dari Pengadilan negeri yang terkenal," ungkap Bai Xue Jian sambil sedikit menyeringai.

Seketika semua warga yang masih menonton langsung pada terkejut. Kapten penyidik dari pengadilan negeri yang begitu terkenal di Ibukota Anyi sekarang sudah ada di depan mata mereka.

Pria yang paling ditakuti seibu kota Anyi, pria yang terkenal dengan penyelidikannya yang selalu akurat dan selalu membuktikan mana yang benar dan salah dalam pengadilan negeri setempat. Dialah Xiao Zheng Zi, pria berbakat dari keluarga Xiao yang ternama.

"Kebetulan Kapten Xiao ada di sini. Kau bisa menangkap satu penjahat yang barusan telah melakukan penindasan," kata Bai Xue Jian.

Wanita yang terkenal kejam itu menarik tangan pelayan Bixi yang patah dan melemparkan wanita pelayan itu ke depan Kapten Xiao dengan kasar.

"Arg!" Bixi merintih kesakitan kala bagian lengan yang paling merasa sakit tiba-tiba ditarik. Sakitnya semakin bertambah hingga membuatnya bercucuran air mata.

Xiao Zheng Zi mengerutkan alisnya ketika menatap wanita yang tergeletak di depan matanya. Dia masih belum tahu jelas apa kejahatan wanita tersebut dan masih menantikan penjelasannya dari Sang Jenderal.

"Pelayan wanita itu tadi ingin memukul wanita lemah ini. Para warga yang menonton ini bisa menjadi saksi atas tindak kekerasan yang ia lakukan," ungkap Bai Xue Jian yang menjelaskan dengan singkat.

"Tidak! Tolong jangan tangkap aku! Aku hanya diperintahkan oleh nona-ku untuk memukul wanita itu!" Pelayan bernama Bixi itu mulai membela diri sendiri supaya tidak ditangkap oleh petugas pengadilan.

Dirinya sampai bersujud di depan kaki Kapten Xiao dan memohon pengampunan darinya. Bixi akhirnya menyebut nama Nona yang selama ini selalu ia layani agar membuktikan dirinya tak bersalah.

Xiao Zheng Zi yang mendengar penjelasan dari pelayan wanita yang bersalah itu melirik sebentar pada Jenderal Xue. Namun reaksi Jenderal wanita itu hanya diam dan tampak tak peduli.

'Jenderal Xue jarang mengurus hal kecil seperti ini di jalan. Aku tidak bisa mengabaikan kasus ini,' batin Xiao Zheng Zi.

"Pengawal! Tangkap pelayan wanita ini dan juga Nona-nya! Tidak ada yang bisa bebas dari kesalahan ketika masuk dalam penyelidikan ku!"

Perintah sudah dikeluarkan oleh Xiao Zheng Zi. Sebagai Kapten yang memimpin petugas pengadilan, akhirnya beberapa petugas pengadilan lain menangkap Bixi dan juga Nona-nya, yaitu Sheng Qian Qian.

Langsung saja Nona dari kediaman Perdana menteri itu meronta-ronta karena tidak terima dan minta dilepaskan. Mana ada orang yang mau masuk ke pengadilan negeri dan diselidiki langsung oleh Kapten Xiao. Tidak akan ada orang yang lepas dari jeratan hukum ketika sudah berada dalam pengawasan Xiao Zheng Zi.

Wanita itu berteriak sambil terus meronta. Sheng Qian Qian bahkan membawa nama Perdana menteri Sheng Zhongshan yaitu Ayahnya agar mau dilepaskan oleh petugas pengadilan.

Namun hukum yang adil tidak akan memandang status apa pun. Apalagi Xiao Zheng Zi tidak pernah pandang bulu. Siapa pun yang melakukan kejahatan, walau seorang Pangeran kerajaan sekali pun, tidak akan pernah dilepaskan olehnya.

Akhirnya para petugas pengadilan negeri berhasil membawa Sheng Qian Qian beserta pelayannya untuk diselidiki di markas penyelidik.

Sebelum pergi, Xiao Zheng Zi menghadap pada Bai Xue Jian yang sebenarnya adalah idolanya sejak lama.

Ya, sebagai seorang Jenderal wanita mana mungkin tidak ada orang yang mengaguminya. Xiao Zheng Zi adalah salah satu orang yang mengidolakan Jenderal Xue. Karena Jenderal wanita itulah yang membuatnya berkeinginan menjadi petugas pengadilan yang adil dan menyelidiki semua kasus secara menyeluruh sampai tuntas.

"Terima kasih atas arahan dari Jenderal Xue. Kelak jika Jenderal Xue membutuhkan sesuatu bisa mencari hamba di markas penyelidik," kata Xiao Zheng Zi sambil mengulurkan tangannya memberikan sebuah token akses pengadilan.

"Kejahatan harus diberantas. Hukum yang adil tidak pernah pandang bulu. Kapten Xiao, apa kau tidak takut akan membuat Perdana menteri memusuhimu karena telah mengganggu putri kesayangannya?" tanya Bai Xue Jian.

"Dalam markas penyelidik, tidak akan ada yang namanya status. Setiap yang bersalah akan dihukum dan yang tidak akan dibebaskan. Jika benar nona dari kediaman Perdana menteri tadi bersalah, maka dia harus mendapatkan hukuman sesuai dengan kejahatannya," jawab Si Kapten Xiao yang adil itu.

Setelah mendengar jawaban dari Kapten Xiao yang tidak terdengar ragu, ada sebuah lengkungan yang terukir di bibir Bai Xue Jian. Walaupun kecil tapi bisa dipastikan dia puas dengan penjelasan dari petugas pengadilan yang menjunjung tinggi keadilan ini.

Bai Xue Jian menerima token yang diberikan oleh Xiao Zheng Zi. Tidak lupa dirinya berterima kasih sebelum akhirnya Si Kapten Xiao itu pergi.

Masalah pun tah selesai. Warga yang tadi berkerumun perlahan mulai membubarkan diri, kembali pada aktivitas masing-masing. Sedangkan Bai Xue Jian, yang pertama dicari tentunya Pangeran Xuan yang tadi berpisah sebentar dengan dirinya.

Wanita itu memutar matanya melihat ke depan. Namun tidak menemukan sosok yang dia ingin cari.

"Benda apa ini?"

"Aa!" Bai Xue Jian terkejut ketika melihat Pangeran Xuan telah ada di belakang tubuhnya dan sedang mendongak lewat bahunya.

Sekejap Bai Xue Jian jadi melmpat kecil dan membalikkan tubuhnya. Benar saja, orang yang dia cari sebenarnya sejak tadi memperhatikannya dari belakang. Hanya saja Bai Xue Jian tidak terlalu memperhatikannya karena fokus pada penindasan yang dilakukan Nona Sheng tadi.

"Benda apa ini? Ini sama seperti yang terlihat pada orang-orang tadi. Apa ini bisa dimakan?" tanya Pangeran Xuan lagi.

"Ini bukan makanan. Ini adalah token akses masuk dari pengadilan negeri," jawab Bai Xue Jian yang menjelaskan.

"Oh ..." Helian Qi mengangguk-angguk mengerti.

"Lalu, bagaimana dengan wanita itu?" tanyanya lagi.

Kini Pangeran Xuan menunjuk wanita yang berdiri tidak jauh dari mereka. Wanita berpakaian lusuh yang tadi hendak dipukuli oleh pelayan Nona Sheng.

Wanita itu berdiri dan diam seribu bahasa. Namun tidak lama setelah Pangeran Xuan menunjuknya, pelan-pelan wanita itu mulai berjalan ke arah mereka sambil menundukkan kepalanya.

"Terima ... Terima kasih, Jenderal Xue. Berikan anda, pelayan dari Nona tadi tidak jadi memukuli saya," ungkap wanita berbaju lusuh itu dengan terbata-bata.

"Tidak perlu! Sekarang kembalilah ke rumahmu! Tunggu sampai penyelidikan selesai, setelah itu baru berikan kesaksian mu pada Kapten Xiao!"


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C22
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen