App herunterladen
2.96% Jatuh Cinta Dengan Pangeran Bodoh / Chapter 8: MENEMUKAN KEANEHAN

Kapitel 8: MENEMUKAN KEANEHAN

BAB 8 : MENEMUKAN KEANEHAN.

Pangeran Xuan sedang asyik bermain bersama mainan-mainan kesayangannya. Namun sore ini berbeda dari sebelum-sebelumnya, karena ada orang yang mendampinginya.

Orang itu tidak lain adalah Bai Xue Jian. Wanita itu merasa senang bisa menemani suaminya yang seperti anak-anak itu bermain. Baginya malah menjadi suatu kehormatan besar dan kebanggaan tersendiri di dalam hatinya.

Tak tak tak ...

"Jenderal Xue, saya datang membawakan kue untuk Pangeran."

Seorang pelayan masuk ke dalam ruang belajar ini dengan membawa sebuah kotak berisikan kue yang ia katakan tadi. Pelayan tersebut diperintahkan Bai Xue Jian untuk meletakkan kue nya di atas meja.

Setelah tugasnya selesai, pelayan tersebut mohon pamit untuk diri dan keluar dari ruangan.

"Yeah ... Kue mawar!" Helian Qi tampak antusias sampai berteriak kegirangan. Hanya melihat beberapa potong kue sudah berhasil membuatnya merasa sangat senang.

Bai Xue Jian hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku suaminya itu. Namun dia juga merasa senang apalagi Helian Qi merasa bahagia. Kini bertambah pengetahuan, kalau Pangeran Xuan ternyata menyukai kue manis seperti kue mawar ini.

Kotak berwarna coklat yang berisikan kue manis itu segera dihampiri oleh Helian Qi. Pria itu mengambil satu kue dan mulai membuka mulutnya untuk siap menyantap.

Aaa ...

'Ada racun!'

"Jangan memakannya!"

Bai Xue Jian menepis tangan Helian Qi hingga membuat kue yang ada di tangan kanannya terjatuh ke lantai.

"Kenapa aku tidak boleh memakannya?" tanya Helian Qi dengan polos.

Raut wajahnya seketika berubah menjadi kecewa. Sepotong kue kering yang memiliki rasa manis itu terjatuh ke lantai dan terbuang sia-sia. Helian Qi mempertanyakan alasan kenapa kue kesukaannya itu tidak boleh dinikmati.

"Itu beracun!" jawab Bai Xue Jian.

"Ada racun?!"

Wajah yang tadi terlihat kecewa malah berubah menjadi terkejut setelah mendengar jawaban Bai Xue Jian. Helian Qi mengangkat kotak kue itu dan melihatnya secara seksama.

Dia memperhatikan sekelilingnya sambil mengendus-endus bau dari kue mawar tersebut.

"Tidak bau obat. Kenapa kau katakan ini beracun? Lagi pula setiap hari pelayan itu membawakannya untukku," terang Helian Qi.

Dari analisis kecilnya sama sekali tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Apalagi kue mawar ini bukan pertama kalinya dihidangkan untuknya, jadi Helian Qi sangat mempertanyakan kenapa bisa ada racun di dalam camilannya ini.

"Racun itu tidak memiliki bau dan rasa. Hanya ada satu cara untuk memastikannya." Bai Xue Jian mengambil kue yang ada di dalam kotak berwarna coklat itu sambil mengeluarkan sesuatu dari sabuk ikat pinggangnya.

Sebuah jarum berwarna perak dengan panjang yang hampir sama dengan jari-jari. Kue mawar itu ia tusuk menggunakan jarum perak itu dan membiarkan selama beberapa detik sebelum dicabut.

Jarum pun dicabut dan telah menunjukkan hasilnya. Bagian jarum yang tadi masuk ke dalam kue berubah warna menjadi hitam, sedangkan bagian atas yang tidak terkena masih tetap dengan warna peraknya.

"Lihat, ini beracun," katanya sambil menunjukan jarum hasil penelitiannya di depan Helian Qi.

"Warna peraknya berubah hitam. Apa benar membuktikan kalau kue ini beracun?" tanya Helian Qi.

Pria itu mengambil jarum perak yang ada di tangan Bai Xue Jian untuk melihatnya secara lebih dekat lagi. Pangeran Xuan terlihat kagum dengan jarum perak yang tiba-tiba berubah warna setelah ditusukkan ke dalam kue mawar kesukaannya tadi.

"Benar. Orang biasa tidak akan mengira kalau ada racun di dalam kue ini. Cara satu-satunya untuk memeriksa hanya dengan menggunakan jarum perak saja," jawab Bai Xue Jian yang menerangkan semuanya.

"Oh ..." Helian Qi menganggukkan kepalanya mengerti. Wawasannya telah bertambah tentang metode memeriksa racun di dalam makanan.

'Wanita ini sangat peka! Tapi apa dia pasti sudah tahu kalau di dalam kue terdapat racun. Mengungkapnya hanya demi mendapatkan kepercayaanku, kau pikir aku akan tertipu oleh trik kecilmu ini!'

'Racun ini tidak memiliki risiko tinggi tapi jika mengkonsumsinya secara berkala pasti akan membunuh orang. Apa ini perbuatan Ratu Qing Yun yang menginginkan Pangeran Xuan mati?' batin Bai Xue Jian.

"Pangeran, apa kau ingat sudah berapa kali pelayan itu memberikanmu kue mawar ini?" tanya Bai Xue Jian.

Wanita itu ingin menyelidiki secara jelas tentang orang yang meracuni Pangeran Xuan. Maka orang yang pertama ditanyakan tentu Sang korban yang masih polos dan tidak memiliki kecurigaan sama sekali, yaitu Helian Qi.

"Hmmm ..." Helian Qi mengangkat kepalanya dan mulai berpikir. Dia mengingat-ingat kembali waktu pertama kali pelayan memberikannya kue mawar seperti ini.

"Hmmm ... Mungkin sudah lebih dari seminggu. Pelayan setiap hari selalu memberikannya padaku," jawabnya.

'Sudah setiap hari. Berarti racun yang sudah dikonsumsi Pangeran Xuan mulai menyebar di dalam tubuhnya.'

Kerisauan dan kekhawatiran akan keselamatan suaminya mulai melanda hati. Bai Xue Jian tidak bisa tenang dalam menghadapinya. Fakta yang mengejutkan ini masih ia syukuri karena sudah tahu lebih awal. Hanya bisa merasa beruntung karena datang lebih cepat, jika terlambat beberapa hari racun yang dikonsumsi Helian Qi akan bertambah banyak dan itu akan membunuhnya.

Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa, bagaimana kondisi tubuh Pangeran Xuan. Itu sebabnya Bai Xue Jian mengajak suaminya untuk ke kamar agar bisa lebih leluasa memeriksa keadaannya.

Di dalam kamar.

Helian Qi dnegan patuh duduk di bibir ranjang sesuai permintaan Bai Xue Jian. Wanita itu juga duduk di sebelahnya dan meminta hal lainnya.

"Bisa ulurkan tangan sebentar?" tanyanya.

Masih dengan patuh dan memberikan tangan kanannya. Raut wajah Helian Qi tampak bingung memikirkan apa yang akan dilakukan wanita di hadapannya ini.

Yang dilakukan Bai Xue Jian adalah melakukan pemeriksaan awal terhadap Helian Qi. Dia ingin tahu sudah sejauh mana racun yang ada di tubuh suaminya itu.

Bai Xue Jian memeriksa denyut nadi yang ada di pergelangan tangan Helian Qi. Matanya tertutup dan fokus pada pemeriksaan karena tidak boleh salah dalam mendetoksifikasi tubuh Sang suami.

"Untung saja belum terlambat. Racunnya belum mengalir ke darahnya. Akan tetapi, ada sesuatu yang aneh ..."

Ucapannya terpotong karena ada sesuatu yang dipikirkan di dalam hatinya, 'kenapa racunnya bisa secara perlahan keluar lewat napas yang dihembuskan? Ini benar-benar sangat aneh.'

Kejanggalan ini membuat Bai Xue Jian berpikir keras tentang apa yang terjadi. Racun yang termakan oleh Pangeran Xuan ternyata bisa melebur menjadi udara yang dihembuskannya.

Dalam mendetoksifikasi racun, Bai Xue Jian sudah cukup ahli dan tidak mungkin salah dalam menganalisisnya. Keanehan pada tubuh Helian Qi jadi membuat pertanyaan di dalam hatinya sendiri tanpa tahu jawabannya.

"Sudahlah. Yang terpenting racunnya tidak menyebar dan masih bisa dihilangkan sisanya," ucapnya.

Pertanyaan tentang keanehan tubuh Helian Qi akan dipikirkan nanti. Bagi Bai Xue Jian, yang terpenting sekarang adalah mengeluarkan sisa-sisa racun dan menyelidiki dengan jelas siapa yang ingin membunuh Pangeran Xuan dengan cara meracuninya seperti ini.

'sudah ku tebak wanita ini memang bisa menghilangkan racunnya. Tapi kenapa raut wajahnya berubah setelah pemeriksaan?'


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen