Sesi bercinta mereka terinterupsi begitu saja. Yena dan Jie terpaksa beranjak dan pulang lebih cepat.
Tiba di rumah, Yena melihat orang-orang sedang berada di ruang tamu. Emery duduk dengan lengan dari pergelangan sampai pundak dibalut perban. Di atas meja, tampak kain dan kapas yang dipenuhi dengan noda biru kehitaman.
"Apa yang terjadi?" Yena melihat ekspresi mereka tampak wajar. Terlihat kusut atas kecelakaan yang baru saja terjadi.
"Apa yang terjadi?" Yena menghampiri Emery dan melihat dengan heran pada luka memanjang di lengannya. Wajah wanita itu tampak pucat. Wajar saja, luka sebesar ini pasti membuatnya kehilangan banyak darah.
"Kami sedang dalam perjalanan pulang. Saat di jalan kami berhenti dulu untuk membeli minum. Saat aku dan Hwa Joon mampir, Emery tiba-tiba berteriak. Seseorang bertudung hitam sepertinya berusaha menculiknya. Aku dan Hwa Joon buru-buru bergegas. Orang aneh itu kabur, tetapi ia berhasil melukai Emery." Ansel menghela napas.